Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Bawa Dulu ke Kongres

By Rabu, 23 Januari 2013 | 14:36 WIB
Joko Driyono, risiko tinggi. (Dwi Ari Setyadi/BOLA)

klub kontestan LSI. Penyebabnya, otoritas tertinggi sepak bola Tanah Air tersebut menyertakan kompetisi unifikasi dalam draf kontrak.

Artinya, perusahaan milik Rupert Murdoch tersebut tidak hanya menguasai hak komersial kompetisi LPI. Ke depannya, mereka juga memegang kendali atas kompetisi gabungan LPI-LSI.

"Keputusan sepihak PSSI menunjukkan mereka tidak cakap berorganisasi. Bagaimana bisa keputusan krusial diambil tanpa melibat­kan pihak-pihak yang hajat hidupnya dipertaruhkan," ujar Thamrin Sagala, Sekum Persipura.

Penolakan terang-terangan juga dilontarkan petinggi klub lain. "Intinya, kami tidak ingin pengelolaan kompetisi dijual ke pihak asing. Semua harus disepakati oleh anggota PSSI dan klub-klub lainnya melalui kongres," ucap Achsanul Qosasih, manajer P. Madura United yang juga diamini Hendri Zaenuddin manajer Sriwijaya FC.

Sponsor

Administrator kompetisi LSI, PT Liga Indonesia, ikut angkat bicara. Mereka menilai dalam posisi saat ini tidak semestinya PSSI mengambil keputusan krusial yang mempertaruhkan masa depan sepak bola nasional.

“Pihak News Corp. juga melakukan presentasi ke PT LI. Namun, kami tidak menindaklanjutinya karena menilai peran mereka demikian besar di kompetisi profesional Indonesia. Tidak mungkin kami memberi keleluasaan bagi sebuah perusahaan asing untuk mengelola dan bahkan menguasai aspek komersial dari kompetisi," kata Joko Driyono, CEO PT LI.

Sorotan lain adalah ikatan jangka panjang hingga puluhan tahun. "Kami tidak dalam posisi bisa memutuskan karena klub sebagai pemilik perseroan dan anggota PSSI yang memiliki hak setuju atau tidak untuk berkerja sama dengan News Corp,” ujarnya.

Situasi akan berbeda jika perusahaan yang berbasis bisnis di bidang media itu datang hanya sebagai sponsor kompetisi. “Jangan karena klub-klub sedang dalam posisi kering pendanaan lantas semua pihak yang datang membawa uang langsung diamini. PT LI bukan antiinvestor, tapi hanya mencoba cermat melihat situasi,” kata Joko.

Menurut Joko, riak-riak persoalan kerja sama antara PSSI dengan News Corp. tidak akan mencuat jika deal bisnis tersebut hanya melibatkan LPI. (yos/riz)