Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kian Sulit jika News Corp. Batal

By Rabu, 23 Januari 2013 | 16:09 WIB
Elie Aiboy, pendanaan Semen Padang aman karena sokongan perusahaan semen. (Nurdiansah)

Mayoritas klub kontestan LPI musim lalu mendapat bantuan dari konsorsium Masyarakat Bola Indonesia. Menghadapi musim 2013, siapkah mereka mengarungi kompetisi tanpa bantuan MBI?

Pengumuman telah dilakukan PT Liga Prima Indonesia Sportindo bahwa konsorsium MBI tidak lagi dilibatkan dalam urusan pendanaan klub-klub. Iming-iming janji klub akan mendapat injeksi dana dari News Corporation diapungkan.

Jika kerja sama mulus, kondisi akan aman-aman saja. Lain ceritanya jika kontrak jangka panjang selama 30 tahun itu tak jadi diteken karena besarnya resistensi dari berbagai kalangan.

Klub-klub yang tak memiliki sumber pendanaan alternatif bakal kesulitan saat mengarungi kompetisi. Bisa dibilang dari 16 klub peserta, hanya dua: Arema Indonesia serta Semen Padang, yang pendanaannya aman.

Manajemen Arema dikuasai perusahaan investasi Ancora, sementara SP ditopang oleh PT Semen Padang. "Kami bisa disebut aman karena Ancora sudah menganggarkan Rp20 miliar buat semusim," tutur Abriadi Muhara, pengelola Harian Arema.

Pengusaha Lokal

Pandangan cukup ekstrem dilontarkan Persijap menyangkut keterlibatan pihak ketiga membantu pembiayaan klub. "Klub harus bisa hidup sendiri, tidak bisa mengandalkan pihak ketiga. Musim lalu kami merasa tertipu oleh MBI, mereka janji 100% menutupi pembiayaan operasional klub. Nyatanya omong kosong. Yang ada kami ditinggali utang Rp700 juta," kata Ketua Umum Persijap, Imam Ghazali.

Menyongsong musim baru LPI, Persijap tidak mau menggantungkan hidup pada iming-iming News Corp. Mereka lebih memilih menggali sumber pendanaan dengan menjalin kemitraan bersama pengusaha-pengusaha lokal Jepara.

Sementara itu, manajer Persiba Bantul, Briyanto Anwar Syarief, belum bisa memastikan dari mana klub mendapatkan duit jika deal dengan News Corp. mentok. "Belum ada sponsor yang kami dapat. Untuk mengontrak pemain sementara ini manajemen urunan dari dana pribadi," tutur Briyanto.

Pola serupa diusung PSM yang membentuk Konsorsium Pengusaha Makassar di bawah komando Sadikin Aksa untuk mengamankan pendanaan klub.

"Musim ini kami menanggung sendiri biaya operasional. Berat, tapi suka atau tidak suka harus dijalani. Oleh karena itu kami berharap kompetisi cepat digelar agar pembiayaan tidak membengkak," ujar Rully Habibie, CEO PSM. (Ario Y./Indra I./Gonang S./nf-16)