Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
siapa saja pengusaha yang bernaung di bawah payung Konsorsium Masyarakat Bola Indonesia sampai saat ini masih belum terbuka.
PSSI dan PT Liga Prima Indonesia Sportindo selalu mengambangkan jadi diri konglomerat yang mengumbar janji menyuntikkan dana segar bagi klub-klub peserta LPI.
"Pokoknya mereka sekelompok pengusaha yang peduli pada sepak bola Indonesia," ucap Widjajanto, CEO PT LPIS, dalam suatu kesempatan.
su soal keterlibatan pengusaha minyak, Arifin Panigoro, di MBI sempat menyembul. Namun, soal kebenarannya masih simpang-siur.
Pada perjalanannya, MBI tak sesakti yang diprakirakan. Konsorsium ini megap-megap membiayai sembilan klub kontestan LPI. Keberadaan pengusaha kakap yang menjadi back-up MBI diragukan.
Muncul dugaan bahwa sejatinya mereka tidak pernah ada. LPIS sebagai administrator kompetisi yang sebenarnya bertindak sebagai konsorsium mengelontorkan uang subsidi ke klub.
Uang yang dibagikan ke klub berasal dari kontrak kerja sama hak siar LPI Rp100 miliar dari Grup MNC. Kecurigaan muncul karena selama ini petinggi-petinggi klub di bawah kendali konsorsium tidak pernah melakukan komunikasi langsung dengan MBI. Mereka hanya berhubungan dengan LPIS, termasuk urusan pencairan uang bantuan yang sampai musim 2011/12 tutup buku belum juga tuntas.
“Konsorsium sudah seperti penipuan terhadap publik. Dengan saham 80 banding 20 persen, konsorsium menguasai klub secara politis. Namun, pada kenyataannya mereka tidak keluar dana sepeser pun," ujar Ketua Umum Persijap, Imam Ghazali. (yos/gon)