Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
pasan melakukan penghematan.
Pos terbesar yang bisa ditekan adalah dari nilai kontrak pemain. Apalagi, musim ini ada budgeting cap dari PSSI, di mana 60% dari Rp12 miliar difungsikan untuk pembayaran kontrak, gaji, dan bonus pemain. Para pemain terpaksa harus melupakan nilai kontrak yang wah.
Persiba Bantul dan Persijap menjadi dua klub yang sudah menjalankan kebijakan ini. Musim ini dikabarkan nilai kontrak pemain tertinggi di Persiba hanya menyentuh Rp295 juta. Belum diketahui siapa yang jadi pemilik kontrak tertinggi tersebut.
Namun, bisa jadi beberapa pemain eks Persiba, seperti Wahyu Wijiastanto dan Busari, memilih hengkang demi masa depan lebih baik. Wahyu hijrah ke Semen Padang (SP) yang berada di luar konsorsium. SP jadi salah satu tim yang tak setuju pembatasan bujet diberlakukan musim ini, sedangkan Bustari memilih Persepam MU yang bermain di LSI sebagai pelabuhan baru.
"Nilai kontrak pemain musim ini turun drastis. Berkurang 25-50% untuk tiap pemain," ujar Wikan Wirdo Kisworo, Sekretaris Persiba Bantul.
Persijap terpaksa memangkas nilai kontrak. Imam Ghazali, Ketua Umum Persijap, mengaku timnya terpaksa memangkas nilai kontrak pemain musim ini. "Kami hanya merekrut pemain muda yang kontraknya murah," ucapnya.
Hal ini yang membuat Persema kehilangan Irfan Bachdim. Samsul Arif, eks Persibo, juga merapat ke Persela. Kendati kontrak Samsul di Persibo sudah habis, penyebab ia tak bersedia memperpanjang ikatan kerja ditengarai karena tawaran kontrak klub LSI lebih menggiurkan. Begitu juga dengan Irfan, yang dilepas Persema karena tak sanggup membayar gaji pemain bintangnya. (gon/ning)