Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Solusi Tekan Pengeluaran

By Rabu, 23 Januari 2013 | 16:28 WIB
Persip Pekalongan, berikan jaminan masa depan pada pemain muda. (Wiwig Prayugi)

pasan untuk mengarungi musim 2013 membuat klub-klub Divisi Utama melakukan penghematan. Salah satunya dengan lebih memberdayakan pemain muda lokal.

Langkah ini dipilih karena nilai kontrak dan gaji pemain muda jauh di bawah pemain senior, apalagi pemain bintang.

Namun, kebijakan ini bukan tanpa konsekuensi. Pemain berusia muda masih minim pengalaman dan jam terbang. Klub tak kurang akal. Sebagai win-win solution, mereka merekrut pemain eks tim PON Riau 2012 untuk disandingkan dengan beberapa pemain senior.

Dari segi keahlian, para pemain ini sudah teruji, sedangkan dari sudut nilai kontrak dan gaji masih terjangkau. Langkah ini ditempuh klub-klub di Jateng, seperti PSIS, PSCS, dan Persitema. Begitu pula dengan Persebaya dan PS Sumbawa Barat (PSSB).

"Perekrutan ini jelas penghematan luar biasa karena mereka anak-anak lokal yang mau dikontrak dengan harga murah. Tapi, kualitas mereka bisa diandalkan,” kata Lukman S. Bahtiar, manajer PSSB.

Sebelumnya, PSSB menyeleksi seluruh pemain yang tergabung dalam tim PON NTB di Riau 2012, tetapi hanya lima pemain yang direkomendasikan pelatih. Alumni PON NTB itu adalah Rai Sanjaya (kiper), Alimudin (bek), Qurtubi (stoper), Anang Hafiluzin (tengah), dan Jumiarsih (depan), sedangkan Persebaya berhasil mendapatkan Fandi Eko Utomo, bekas tim PON Jatim.

Selain menggunakan tenaga eks pemain PON, penggunaan pesepak bola binaan sendiri menjadi solusi di tengah sulitnya keuangan klub. Kebijakan ini diambil Perseka Kaimana yang mengandalkan materi pemain murni kelahiran Kaimana.

"Usia rata-rata pemain kami 24 tahun. Pemain termuda 19 tahun dan tertua 28. Banyak dari mereka yang sudah bersama sejak tim ini berada di Divisi III," ujar Mail Armand, pelatih Perseka.

Usman Sabuku (19)  dan Jeckson Osok (23) berpotensi menjadi the next Boaz Solossa.

Sementara itu, Persip punya cara unik untuk mendongrak semangat pemain muda. Mana­jemen Persip bekerja sama dengan Peme­rintah Kota (Pemkot) menem­patkan pemain di instansi-instansi seperti Dinas Pemadam Kebakaran, Pemkot, PDAM, atau RSUD.

Harapannya, meski gaji tidak besar, pemain mendapatkan manfaat yang jauh lebih penting berupa jaminan masa depan. (Gatot S./nf-16/Wiwig P./Fahrizal A.)