Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tuan rumah Afrika Selatan dipaksa bekerja keras menahan imbang Maroko pada laga penentuan Grup A Piala Afrika di Durban, Minggu (27/1/2013) malam. Afrika Selatan dua kali tertinggal menghadapi Maroko yang bermain penuh semangat. Maroko wajib meraih kemenangan pada pertandingan ini jika ingin berlaga di babak delapan besar.
Harapan itu membuncah pada menit kesepuluh ketika bek Issam El Adoua meneruskan tendangan penjuru Abdelaziz Barrada. Tak puas dengan satu gol, Maroko terus giat menyerang. Afrika Selatan baru bisa membalas pada menit ke-72 melalui tembakan indah May Mahlangu. Berdiri bebas di depan kotak penalti, Mahlangu melepaskan tembakan melengkung ke tiang jauh yang sulit dijangkau Nadir Lamyaghri.
Maroko tidak menyerah. Keunggulan kembali tercipta pada menit ke-83. Mehdi Namli berada di posisi yang tepat di tengah kotak penalti lawan untuk menuntaskan serangan yang dibangun dari sayap kiri. Gol ini disambut sujud syukur pelatih Rachid Taoussi di pinggir lapangan. Namun, kelegaan berubah menjadi kepanikan tiga menit berselang.
Sodoran Mahlangu membuat Siyabonga Sangweni terlepas sendirian di sektor kanan pertahanan Maroko. Mengendalikan bola selayaknya seorang striker sejati, bek 31 tahun itu melepaskan tembakan identik seperti gol pertama timnya ke sudut yang sulit dijangkau Lamyaghri. Skor akhir 2-2 dan Maroko tersingkir dari Piala Afrika karena pada saat yang bersamaan di Port Elizabeth Tanjung Verde berhasil meraih kemenangan.
Sama seperti Maroko di Durban, kedua tim wajib meraih kemenangan jika ingin melaju ke babak delapan besar. Secara mengejutkan tugas ini dijawab secara dramatis oleh tim yang baru kali pertama tampil di putaran final Piala Afrika, Tanjung Verde.
Pertemuan kedua tim yang pernah menjadi koloni Portugal ini berlangsung ketat di lini tengah. Bek Angola Amaro Costa bahkan harus menerima perawatan beberapa menit di pinggir lapangan karena tanpa sengaja disikut Julio Tavares. Setelah insiden itu, Angola memegang kendali pertandingan dan Tanjung Verde hanya mampu meraih peluang melalui tendangan bebas Platini.
Angola menutup babak pertama dengan keunggulan satu gol. Serangan mereka di sayap kiri mengakibatkan kepanikan di pertahanan Tanjung Verde. Amaro berupaya mengirimkan bola ke arah Mateus, tapi bola mengenai Nando dan bersarang di dalam gawangnya sendiri.
Tanjung Verde melakukan pergantian penting di awal babak kedua guna menghidupkan peluang mereka. Heldon dan Djaniny dimasukkan menggantikan Toni Varela dan Platini sehingga mereka tampil lebih menyerang. Kiper Angola Luis Lama pun dipaksa bekerja keras mengamankan keunggulan timnya.
Menit 81, kerja keras Tanjung Verde akhirnya terbayar. Dari sebuah tendangan penjuru, Gege melepas sundulan ke arah mulut gawang. Dengan mudah Fernando Varela meneruskannya menjadi gol penyama kedudukan.
Gol itu terbukti menjadi penambah keyakinan Tanjung Verde. Satu menit memasuki tambahan waktu, Heldon tampil sebagai pahlawan. Serangan Tavares dari arah kanan dibendung Lama, tapi bola muntah segera diselesaikan dengan baik oleh Heldon. Gol ini disambut kegembiraan luar biasa oleh skuat Tanjung Verde.
Ketika wasit mengakhiri pertandingan, Tanjung Verde pun merayakan keberhasilan melangkah ke babak delapan besar pada partisipasi debut mereka di Piala Afrika.
Laporan Tribunnews