Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) dan MNC Group bisa saja berantakan. Sebagaimana disampaikan oleh Managing Director RCTI, Kanti Mirdiati, bahwa pihaknya ingin agar permasalahan di sepak bola Indonesia bisa diselesaikan lebih dulu.
Menurut Kanti, hal itu juga yang diinginkan oleh CEO MNC Group, Harry Tanoesoedibjo. Dalam jumpa pers kedatangan Arsenal di MNC Tower, Jakarta, Selasa (29/1), petinggi MNC Group, perusahaan yang membawahi RCTI, Global TV, MNC TV, dan beberapa radio serta media cetak itu, ingin agar sepak bola Indonesia bersatu mulai dari kompetisi dan tim nasional Indonesia. Hal ini perlu terjadi agar potensi yang dimiliki bisa maksimal.
"Jadi, kami inginnya sepak bola Indonesia bersatu dulu. Itu juga sesuai seperti yang disampaikan pak Harry Tanoesoedibjo. Makanya, pak Harry memiliki effort yang sangat tinggi. Bahkan, ia bersedia meluangkan waktu dan tenaga agar semua bisa bersatu," kata Kanti Mirdiati di MNC Tower, Jakarta, Selasa (29/1).
Atas pernyataannya itu, Kanti mengindikasikan bahwa kerja sama yang juga direncanakan diikuti oleh perusahaan media Rupert Murdoch, News Corporation, sulit untuk dilanjutkan saat ini.
"Untuk konsep penyatuan liga yang kami harapkan seperti apa, kami tentu akan sesuai dengan arahan FIFA. Tetap berjalan, tapi kemudian menjadi satu. FIFA menganggap permasalahan di sepak bola Indonesia negatif. Bukan negatif, tapi tidak baik."
"Kalau tidak ada kesinambungan, tidak bersatu, masalah akan seperti ini terus. Pembinaan juga terhambat, begitu juga proses dana keluar. Jadi, itu penting, mau ada News Corp atau siapa, yang penting sepak bola Indonesia bersatu dulu," sambung Kanti.
Kanti sendiri tak menampik bahwa sebelumnya sudah melakukan pembicaraan, baik dengan PSSI, PT LPIS, dan News Corp. Namun, ia menyebut bahwa pembicaraan itu belum ke arah yang lebih jauh meski sebelumnya News Corp sudah menyatakan kesediaannya berinvestasi di sepak bola Indonesia.
"Memang ada pembicaraan, tapi belum terlalu jauh. News Corp sebelumnya sudah menyebutkan nilai investasinya berapa. Jadi, sudah tergambar," jelas Kanti.
"Tapi, tentu, News Corp masih harus mempertimbangkan kembali, apakah memberi dukungan tahun ini atau tahun depan. News Corp itu kan Foreign Company, pasti mereka juga sangat hati-hati karena mereka juga tahu soal kondisi sepak bola Indonesia. Saya rasa perwakilan mereka di sini harus melapor ke bosnya di Amerika Serikat," sambungnya.