Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Kasus suap dalam sepakbola itu sejak zaman Belanda dulu sudah ada," kata Maladi (72) bekas Menteri Olahraga, kiper Persija, ketua umum PSSI, dan kini salah satu ketua kehormatan induk organisasi sepakbola nasional itu.
Tapi pada masa itu menarut Maladi tidak pernah ada ribut-ribut gara-gara kasus suap seperti sekarang. "Soalnya waktu itu merebut kemenangan dalam suatu pertandingan adalah segala-galanya bagi pemain. Padahal kondisi ekonomi mereka waktu itu jauh lebih buruk dibanding para pemain sekarang," tuturnya.
Tapi Maladi menolak anggapan seolah-olah berkembangnya suap menyuap itu karena munculnya profesionalisme. "Jangan menyalahkan Galatama. Galatama justru memajukan sepakbola. Yang penting, para pemain harus mempunyai motivasi untuk menjadi olahragawan sejati," tambah kakek 13 cucu ini.
Perlukah dihukum mereka yang terlibat suap? Pasti! "Mereka yang bersalah harus dihukum, minimal hukuman percobaan. Tapi usut dulu secara cermat, apa latar belakangnya. Jangan sampai kita salah menghukum," katanya.
Ia kemudian malah seperti tidak percaya praktek suap benar-benar telah terjadi belakangan ini. "Apa mungkin putra-putra Indonesia itu begitu tega merusak martabat bangsa dan negara, bahkan dirinya sendiri?" Maladi bertanya. Mungkin tidak untuk dijawab.
(Penulis: Zaenal Effendi, Tabloid BOLA edisi no. 5, Jumat 30 Maret 1984)