Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
RI, Dedi Gumelar. Pria yang dikenal dengan panggilan Mi'ing itu justru menilai keputusan FIFA, aneh.
"Aneh kok FIFA sangat baik, bukan berarti saya ingin agar Indonesia disanksi," kata Dedi Gumelar di Nusantara 3, Gedung DPR-RI, Senayan, Jakarta, Kamis (7/2).
Pernyataan itu sendiri dikemukakan Dedi Gumelar setelah Indonesia mendapat perpanjangan waktu. Namun, berkali-kali tak dimanfaatkan dengan baik menyelesaikan permasalahan.
"Beberapa kali kita melewati batas waktu, sementara masalah belum selesai. Mereka terus memberi waktu untuk memperbaiki," sambungnya.
FIFA sendiri sebenarnya sudah memperingatkan Indonesia sejak awal 2012. Saat itu, Federasi yang dipimpin oleh Sepp Blatter memberi waktu kepada Indonesia untuk menyelesaikan kekisruhan hingga Maret 2012. Namun, Indonesia mendapat kesempatan lagi hingga 15 Juni 2012 sebelum akhirnya kembali diundur hingga 10 Desember 2012.
Akan tetapi, FIFA terus menunjukkan kebaikan hati. Dalam rapat Komite Eksekutif, 14 Desember 2012, FIFA meloloskan Indonesia dari sanksi. Dalam laman resminya, FIFA menyebut bahwa permasalahan di sepak bola Indonesia akan dibahas di rapat Komek selanjutnya pada 20 dan 21 Maret 2013.
Sementara itu, pengamat politik Effendi Gazali menilai bahwa perpanjangan waktu yang diberi kepada sepak bola Indonesia, bukan tanpa sebab. Seakan menjawab pertanyaan Dedi Gumelar, Effendi Gazali mengatakan bahwa hal itu terjadi lantaran Indonesia merupakan pasar penting dalam persepakbolaan.
"Saya juga sangsi FIFA akan memberi sanksi nantinya. Indonesia pasar besar. Jadi, belum tentu disanksi," jelasnya.