Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Masih ingat dengan Rumah Cemara? Ya, mereka adalah organisasi berbasis komunitas ODHA (Orang dengan HIV/AIDS), pengguna narkoba dan masyarakat miskin di Indonesia, yang terakhir kali meraih prestasi bagus dengan menempati peringkat keempat dan mendapat penghargaan untuk pelatih sebagai coach terbaik di Homeless World Cup (HWC) Meksiko 2012, sebuah event street soccer bagi para ODHA, pengguna narkoba, dan homeless.
Pada Kamis (7/2), Rumah Cemara sendiri menyambangi Gedung Kemenpora untuk bertemu Menpora, Roy Suryo. Di sana, mereka melaporkan hampir semua kegiatan yang telah dijalani seperti kiprah mereka, yang sudah tiga kali mengambil bagian dalam HWC. Termasuk juga menjelaskan Rumah Cemara itu sendiri.
"Sebelumnya, kita juga ikut di Paris tahun 2011 dan menjadi juara keenam dari 48 negara, best player dan pendatang baru terbaik," jelas Co Director Rumah Cemara, Ginan Koesmayadi sekaligus memaparkan prestasi di HWC 2012, seperti dikutip dari situs Kemenpora.
Dalam pertemuan itu, Rumah Cemara juga diwakili oleh dua pemain: Ronny Suryadani (pemain), Bogiem Sofyan (pemain). Selain itu, Febby Arhemsyah (pelatih kepala), Karmala Wardhani (Humas Rumah Cemara), Yudi Wahyudi (Mobilisasi Sumberdaya), Lucky (official), dan Temmy (dokumentasi). Sementara itu, Menpora didampingi Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga, Asdep Layanan Khusus Fatimah dan Staf Khusus Heru Nugroho.
Dalam kesempatannya, Rumah Cemara juga menyampaikan perihal program mereka ke depan, salah satunya yakni rencana mengikuti kembali HWC, sebuah event sepak bola jalanan yang dimainkan oleh empat pemain dalam setiap tim itu. Namun untuk event di depan, yang rencananya digelar di Polandia, 2013, Ginan menyampaikan pihaknya akan mengadakan seleksi dengan tajuk League of Change (LOC) lebih dulu. Seleksi itu rencananya akan dilakukan pada 9-12 Maret 2013 dengan melibatkan peserta di 10 provinsi.
"HWC memberi efek sosial bagi ODHA. Melalui sepakbola ini kami berusaha menghapus itu, penderita HIV/AIDS, narkoba juga masih bisa produktif. Program ini efek secara sosial bagi penderita HIV/AIDS, merasa sehat dan bisa diterima. Dan penghargaan buat saya adalah ini juga baru pertama kalinya saya bertemu Menteri dan membuat saya apresiasi sekali," jelas Ginan.
Rencana itu, tak terkecuali prestasi yang didapat Rumah Cemara sendiri mendapat apresiasi dari Menpora. "Luar biasa sekali, kita ini memang tidak ada perbedaan satu sama lain. Semua orang datang dan pergi tanpa bisa kita tolak. Saya juga tidak pernah menyangka saya bisa duduk seperti sekarang ini. Kami akan berusaha betul untuk memberi dukungan. Negara memang dalam posisi harus peduli," terang Roy Suryo.