Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Juventus Menjadi Momok Nomor Satu Fiorentina

By Jaka Sutisna - Sabtu, 9 Februari 2013 | 16:48 WIB
Juventus (Bob Thomas/Bob Thomas Sports Photography)

Luka di musim 1981/1982 belum kering bagi publik Firenze. Tapi nasib seolah mentakdirkan Fiorentina dan Juventus berjodoh. Selang tujuh tahun I Viola dan I Bianconeri berseteru lagi di final Piala UEFA 1989/1990.

Perebutan menuju final Piala UEFA 89/90 tak ubahnya persaingan dua negara terkuat sepak bola dunia. Italia dan Jerman sama-sama meloloskan dua wakilnya di semifinal.

Fiorentina bertemu Werder Bremen dan Juventus bersua Koln. Dua wakil Italia sukses menyingkirkan dua wakil Jerman setelah Juventus menang aggregat melawan Koln (3-2, 0-0) dan Fiorentina unggul gol tandang (1-1, 0-0).

All Italian Final tercipta. Ketika itu, final masih dimainkan dua leg. Le Zebre menjamu I Gigliati terlebih dahulu. Si Hitam Putih berhasil mengalahkan Si Ungu 3-1 di Olimpico Torino.

Kalah, suporter Fiorentina bikin onar di Turin dan siap buat perhitungan di leg kedua saat laga mentas di Stadion Atremio Franchi. Namun, di saat publik Firenze sudah menyiapkan teror untuk Juventus. UEFA memutuskan memindahkan laga ke tempat netral demi alasan keamanan.

UEFA menetapkan laga digelar di Stadion Partenio, Avellino. Fiorentina tidak setuju, sebab, Avellino dikenal sebagai salah satu daerah basis Juventini. Tapi, UEFA tak peduli.

Alhasil, bermain di tempat netral Fiorentina tak berdaya. Hasil 0-0 menghiasi papan skor. Lagi-lagi Juventus menjadi momok Fiorentina. Gelar UEFA terbang ke Torino. Dendam publik Firenze kepada Juventus kian membara.