Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kemenangan Garuda Yang Ditunggu-Tunggu

By Caesar Sardi - Senin, 11 Februari 2013 | 07:00 WIB
PSSI Garuda, sebelum mencetak kemenangan 2- 1 atas tim Pra Olimpiade Arab Saudi di Senayan Senin malam lalu. Di belakang dan kiri: Hermansyah, Anjar Rahmulyono, Marzuki. Abdul Khamid, Aji Ridwan Mas, Azhari Rangkuti. Jongkok: Sain Irmis, Danny Bolung, Pat (Dok. Tabloid BOLA)

gol Abdul Khamid dan Danny Bolung.

Memang, masih ada tetapinya. Pertandingan itu hanya persahabatan. Tak ada tekanan mental atau ketakutan tersingkir. Arab Saudi pun pasti tak seratus persen menampilkan kemampuannya - takut cedera misalnya, hingga bisa mengganggu perjuangan sebenarnya di Singapura untuk merebut tiket ke Los Angeles mulai Sabtu besok. Apalagi, empat pemain utamanya termasuk Si Lapar Gol Majeed Mohammad, tidak ikut datang ke Senayan karena masih dalam perawatan dokter di Singapura.

Bagaimanapun, kemenangan Garuda itu suatu angka kredit yang berharga. Publik kita sudah terlampau lama menunggu kemenangan. Tim nasional dengan pemain Galatama yang diharapkan jadi andalan, ternyata setengah mati hanya bisa meraih tiga kali seri dalam Pra Olimpiade tahun lalu, termasuk melawan Arab Saudi di Senayan.

Dari anak-anak muda Garuda yang dibina sejak masih berstatus junior tiga tahun lalu, memang ada yang bisa diandalkan. Kemampuan teknis mereka memang masih harus diasah, tapi semangat dan daya juang yang tak kenal putus adalah modal yang sangat besar artinya, dan karena itu harus dipupuk terus. Mumpung mereka masih belum terbuai oleh nyamannya imbalan materi.

Semua pemain yang dipilih pelatih Barbatana untuk tampil malam itu telah menunjukkan kesungguhan bermain dan konsistensi penampilan yang lumayan, meski pada mulanya cukup menggemaskan dengan terlampau banyaknya kesalahan penguasaan dan pelepasan bola.
 
Kiper Hermansyah, pertahanan Marzuki dan kawan-kawan serta penyerang Danny, Anjar Rahmulyono cs, bekerja keras untuk tampil baik di depan ribuan penonton yang juga terus memberikan dukungan. Kedua gol Khamid dan Danny itulah buah kerja keras mereka, di samping kekompakan yang dibina tiga tahun.

"Saya senang sekali. Soalnya ini sekaligus balas dendam untuk kakak-kakak kami yang di Riyadh telah dikalahkan telak oleh Arab Saudi," komentar Khamid seusai pertandingan. "Saya penasaran sekali, masak tak bisa mengalahkan mereka. Sayang ini bukan pertandingan resmi," sahut Danny pula.

Motivasi untuk menutup malu akibat kegagalan terus menerus dari para pendahulunya, rupanya memang cukup menonjol pada anak-anak Garuda ini. Dan bersama itu mereka pun ingin tetap maju dan meningkat, kalau bisa menjajari atau mendekati bintang-bintang idola mereka.

Khamid, kelahiran Bangil 15 Mei 1965 dan kini duduk di bangku kelas I IPA SMA Pelita Rawamangun Jakarta, adalah pengagun Ruud Krol, bintang Piala Dunia 74 Belanda. Sedangkan Danny, kelahiran Manado 30 November 1963 yang kini jadi mahasiswa AAI, memuja pemain sayap Italia Bruno Conti, disamping Dede Sulaeman.

Tindak lanjut Garuda baik juga disimak. Menurut asisten pelatih Eddy Sofyan, mereka tidak jadi ikut turnamen Marah Halim untuk langsung masuk pelatnas dengan gaya militer di Cimahi, mulai akhir bulan ini. Setelah itu, awal Juni mereka dikirim ke Brasil untuk berlatih dalam klub Cruzeiro yang kesohor itu.

Semua ini dilakukan sebagai persiapan menghadapi kejuaraan Piala Asia Grup yang akan berlangsung di Jakarta 1-18 Agustus. Saingan Indonesia dalam pertarungan empat tahunan itu adalah Muangthai, Filipina, Bangladesh, Syiria, dan Iran.

(Penulis: Mahfudin Nigara, Tabloid BOLA edisi no. 7, Jumat 13 April 1984)