Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tim Piala Thomas: Ke Final Dan Menang 3-2

By Caesar Sardi - Selasa, 19 Februari 2013 | 21:00 WIB
Tim Piala Thomas Indonesia, tanpa Hadibowo, diabadikan di Hongkong dalam babak penyisihan zone Asia. Dari kiri: Hadiyanto, Bobby Ertanto, Kartono, Christian, Liem Swie King, Icuk Sugiarto, Rudy Heryanto, Hastomo Arbi, M. Ridwan (asisten pelatih), Tan Jo (Dok. Tabloid BOLA)

Sang Tujuh Perkasa. "Saya optimis tim Piala Thomas kita akan maju ke final dan menang sedikitnya 3-2," katanya kepada Hik Kusumaningrat dari BOLA yang mengunjungi rumahnya di Bandung, pekan lalu.

Iie yang bersama Rudy Hartono, Liem Swie King, Tjun Tjun, Johan Wahyudi, Christian Hadinata, dan Ade Chandra malang melintang di tahun 1970-an dalam perbulutangkisan dunia, tentu tidak asal bicara. Yang terakhir, ramalannya, kalau tak mau menyebutnya analisa, terbukti ketika King benar masuk final All England.

Dan seperti kala itu, kini pun ia mendasarkan perhitungannya terutama pada kematangan persiapan. Jangka persiapan sebulan lebih sebelum bertolak ke arena perebutan Piala Thomas 84 di Kuala Lumpur, Kamis kemarin, dinilai Iie "sangat cukup".

Di samping itu masih ada lagi dasar perhitungan Iie yang cukup kuat. Menurut dia, iklim Kuala Lumpur yang sama-sama tropis harus dimanfaatkan, karena justru itulah keuntungan tim Indonesia. "Dalam iklim begini, lawan-lawan dari Eropa tak akan terlalu berat. Begitu juga Cina yang negaranya tidak sepenuhnya beriklim tropis. Saya kira sekaranglah saatnya kita merebut kembali Piala Thomas," tukasnya.

Dengan uraian ini, makin jelas sasaran ucapan Iie. Indonesia akan lolos dari babak pendahuluan di Grup A dengan menyisihkan Inggris, Malaysia, dan Jepang; di semifinal menyingkirkan salah satu dari Denmark, Swedia, atau Korea Selatan; dan di final menundukkan Cina.

Tapi Iie, yang kini memimpin sebuah klub di kotanya, juga mengingatkan kepada King cs untuk tidak memandang enteng Malaysia. Dengan bermain di kandangnya sendiri, Misbun Sidek dan kawan-kawannya dinilainya bisa jadi kuda hitam.

Peringatannya yang lain makin lebih penting untuk diperhatikan. Persiapan matang yang dimaksudkannya tadi harus mencakup baik fisik maupun mental pada seluruh anggota tim termasuk ofisial. "Ada seorang saja yang lemah, bisa hancur seluruhnya," ujar Iie.

Peringatan ini menjadi amat serius jika diingat bahwa pada saatnya nanti justru tidak semua pemain berada dalam kondisi fisik dan mental yang prima. Ramalan siapa lagi ini? Komputer!

Menurut catatan komputer yang diminta jasanya oleh BOLA, ketiga pemain tunggal utama (King, Hastomo, Icuk) memiliki bioritmik cukup baik sampai final 18 Mei. Tapi empat pemain untuk kedua partai ganda yang nampaknya bakal menentukan tiap pertarungan (Kartono, Heryanto, Christian, Hadibowo) justru akan berada dalam kondisi fisik dan mental menurun.

Tim Piala Uber, yang sejak semula memang kurang diharapkan akan tampil hebat, tidak lebih bagus bioritmiknya. Tapi justru dari Ivana Lie, Rosiana Tendean, Elizabeth Latif, Ratih Kumaladewi, Ruth Damayanti, dan Imelda Kurniawan yang ditemui wartawati BOLA Linda Wahjudi, muncul api semangat luar biasa - disertai setumpuk harapan dan idaman.

"Pokoknya kami siap tempur", "Gue kagak bakalan menyerah", "Masak mau kalah", "Lihat saja nanti", "Mudah-mudahan Tuhan memberi jalan" - begitulah bergantian mereka bertekad dan berharap. Dan ini kata Ruth: "Alangkah bahagianya kalau kita berhasil. Hadiah termahal untuk perkawinan saya Juni nanti."

(Penulis: Hikmat Kusumaningrat, Tabloid BOLA edisi no. 10, Jumat 4 Mei 1984)