Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Manajer tim nasional Inggris, Roy Hodgson, sempat mengaku rindu dengan atmosfer sepak bola di Italia. Namun ada satu hal yang tidak akan dibawanya bila kembali ke Negeri Piza tersebut. Apakah itu?
Roy Hodgson mengawali karier di Italia saat menangani Internazionale rentang 1995-97. Lalu ia kembali sebagai caretaker pada 1999 dan merasakan enam bulan mengasuh Udinese pada 2001.
Hodgson ditunjuk sebagai pelatih Inggris jelang Euro 2012 usai Fabio Capello mengundurkan diri. Mantan Manajer Liverpool ini menandatangani kontrak berdurasi empat tahun bersama The Three Lions.
"Saya menyukai faktanya mendapatkan pekerjaan yang diinginakn, bekerja dengan pemain terbaik yang dimiliki Inggris. Sekelompok pemain yang saya lihat memiliki potensi untuk melakukan yang lebih baik," ujar Hodgson kepada La Gazzetta dello Sport.
"Segala sesuatu dalam kehidupan pribadi saya itu relatif, itu tenang, Namun masih ada hal sama yang saya ingin lakukan di Italia dengan pengecualian satu hal. Merokok cerutu, yang saya sudahi di masa lalu, dihentikan oleh dokter tujuh atau delapan tahun lali. Jadi tidak ada lagi cerutu untuk saya."
"Saya rindu berhubungan dengan Italia. Merindukan iklim, tentu saja makanan, orang-orang dan kehangatan, jika menyukai maka keramahannya. Tidak diragukan, Italia adalah negara yang baik untuk menjadi pelatih sepak bola karena semua orang di Italia mencintai sepak bola."
"Banyak hal yang saya rindukan di Italia. Saya tidak berpikir dapat kembali dan bekerja sebagai kepala atau pelatih. Namun siapa tahu, mungkin ada pekerjaan untuk saya suatu hari nanti kembali ke Italia bila seseorang dapat memanfaatkan pengalaman yang saya miliki, maka itu dapat menjadi kemungkinan," kata Hodgson.