Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tidak mudah melatih tim yang dihuni banyak pemain bintang seperti Arema Indonesia. Namun, Rahmad Darmawan (46) punya kiat jitu menjaga situasi tim tetap nyaman.
Apa kiat yang Anda terapkan untuk menjaga kondisi internal tim tetap harmonis?
Sekarang banyak yang memberi perhatian kepada Arema Indonesia. Saya akui ini karena perekrutan pemain di lini depan yang dianggap banyak orang 'wah'. Namun, skuad Arema saat ini justru didominasi pemain muda di bawah 23 tahun, yang jumlahnya ada 12 orang. Jadi, tim ini tak sepenuhnya bertabur bintang.
Meski begitu, dalam menangani pemain saya mencoba menerapkan prinsip kesamaan hak. Semua pemain harus berkompetisi, berlatih, dan bermain dengan baik. Yang terbaik yang akan diturunkan. Karena itulah, hingga partai kedelapan, pemain seperti Sunarto, Hendro Siswanto, dan Dendi Santoso bisa masuk line-up.
Selain itu, saya mencoba membangkitkan rasa bangga sebagai tim dan meningkatkan kerja sama. Karena materi pemain saat ini dari beragam suku bangsa serta negara, saya menekankan penggunaan bahasa Indonesia dan Inggris selama latihan serta bermain agar pemain mudah berinteraksi satu sama lain.
Apakah ada kekhawatiran para pemain bintang akan berulah di masa mendatang?
Hingga saat ini tanda-tanda itu belum ada. Akan tetapi, cepat atau lambat hal itu pasti terjadi. Akan ada yang protes atau tak bisa menerima keputusan. Misalnya dibangkucadangkan. Perlu diingat hal itu adalah sebuah kewajaran di sebuah tim. Lihat saja klub sekelas Manchester City, yang mencadangkan Mario Balotelli. Lihat juga Pato, yang memilih pulang kampung setelah jarang menjadi starter di AC Milan.
Bagi saya, hal itu menjadi pelajaran agar pemain bisa bersikap. Hal ini harus dilihat sebagai kewajaran dalam profesionalisme. Yang penting, pemain harus terbuka kepada saya, atau manajemen, atau siapa pun yang dipercayainya untuk menyampaikan unek-unek. Jangan dipendam.
Bagaimana dengan tugas Anda sebagai pelatih timnas untuk SEA Games 2013?
Kendati sudah ditunjuk Satlak Prima, saya belum bisa berkomentar lebih jauh karena surat keputusan (SK) belum saya terima. Lagipula, apa pun masih bisa terjadi setelah Kongres PSSI nanti. Jadi, saya lebih baik menunggu dulu. Untuk sementara, saya fokus menangani Arema.