Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Rapat Komite Eksekutif PSSI yang digelar di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Rabu (27/2), memunculkan beberapa poin penting. Satu di antaranya memutuskan untuk memecat Halim Mahfudz dari posisinya sebagai Sekjen PSSI.
Menurut Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, keputusan yang dimunculkan dalam rapat yang juga dihadiri La Nyalla, Tony Aprilani, Roberto Row, Erwin Dwi Budiawan, termasuk menyoal pemecatan Halim Sendiri bukan tanpa sebab. Ia menjelaskan langkah dan keputusan itu diambil agar mempermudah upaya dalam rangka menghindarkan Indonesia dari sanksi FIFA.
"Saat ini, kami konsentrasi menyelamatkan Indonesia dari sanksi. Dalam suratnya ke Menpora, FIFA jelas menyatakan agar permasalahan di sepak bola Indonesia diselesaikan sebelum 20 Maret. Kalau tidak, Komek FIFA akan bersidang dan peluang Indonesia mendapat sanksi besar," kata Djohar di Gedung Kemenpora, Senayan, Jakarta, usai melaporkan hasil rapat Komek PSSI.
Selain memecat Halim, rapat Komek yang dilakukan sebelumnya, juga memutuskan perihal pelaksanaan kongres. Di samping itu, Komek juga mensahkan pembentukan Badan Tim Nasional dengan pelatih Luis Manuel Blanco.
Tak ketinggalan, Komek memutuskan untuk mengangkat Hadiyandra menggantikan Halim. Djohar berharap agar keputusan yang dibuat bisa diterima, termasuk oleh lima anggota Komek yang tidak hadir: Farid Rahman, Sihar Sitorus, Bob Hippy, Widodo Santoso dan Tuti Dau.
"Yang dihukum FIFA bukan PSSI, melainkan bangsa Indonesia. Ini jelas akan menjadi kerugian besar. Apapun itu, langkah kami untuk meyelamatkan Indonesia. Ini harus dilakukan. Oleh karena itu, kami meminta pengurus PSSI lain memikirkan masa depan Indonesia. Yang penting Indonesia selamat dahulu, soal persoalan di PSSI bisa diselesaikan kemudian," jelasnya.