Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Akhirnya: Prancis, Setelah 24 Tahun

By Caesar Sardi - Rabu, 6 Maret 2013 | 07:00 WIB
Michel Platini di atas peluk kemenangan. (Dok. Tabloid BOLA)

kawannya mengalahkan Spanyol 2-0 dalam final kejuaraan antar negara Eropa 84.

Gelar yang diimpi-impikan itu diperoleh setelah menunggu tak kurang dari 24 tahun, pada saat final kejuaraan itu kembali diselenggarakan di Stadion Parc des Princes Paris, kandangnya sendiri.

Tahun 1960 ketika mula pertama kejuaraan yang disponsori tokoh kawakan Prancis Henry Delanay itu diadakan di tempat yang sama, Prancis ibarat semata-mata jadi tuan rumah - meskipun saat itu terdapat pemain dengan nama besar seperti Raymond Kopa dan Just Fontaine.

Tapi kini Platini nampaknya memang sudah lebih besar dari kedua pendahulunya. Ia tidak saja telah mencetak gol lebih banyak dari Fontaine dalam pertandingan internasional, tapi sekaligus juga berhasil memboyong gelar juara melalui bola-bola yang ditembakkan maupun ditandukkannya ke gawang lawan.

Golnya terakhir - yang ke-35 sejak 27 Maret 1976 dan ke-9 dalam putaran final kejuaraan Eropa kali Ini - merupakan gol yang paling berarti. Dengan tendangan melengkung di menit ke-56 dari luar kotak penalti Spanyol, Platini menaklukkan kiper Arconada, menciptakan gol yang amat ditunggu-tunggu penonton dan seluruh rakyat Prancis. Gol berikutnya pada menit ke-89 oleh Bruno Bellone, makin memastikan kemenangan mereka atas Spanyol, juara turnamen ini 1964.

Babak kedua memang merupakan bukti keunggulan Platini, Tigana, Giresse, dan lain-lain yang bangkit dari ketegangan dan kegugupannya. Di babak sebelumnya, Spanyol dengan tenaga dan semangatnya yang luar biasa, membuat pukulan-pukulan yang hampir mematikan lewat Santillana, Carrasco, Gallego dan kawan-kawannya.

"Platini est un geant", komentar Fontaine seperti yang ditulis France Football.

Keberhasilan Prancis ini bahkan tak bisa dilihat dari putaran final selama dua minggu sejOk 12 Juni itu saja. Inilah berkat dari penanganan konsisten pelatih Michel Hidalgo sejak 1976 yang dua tahun lalu di Spanyoi hampir saja mengantarkan Prancis ke final Piala Dunia.

Tanjakan prestasi yang menarik dan sukses, kebalikan dari Jerman Barat, Juara Eropa 1980 yang kini bahkan mencapai semifinal pun tak mampu. Maka sementara Hidalgo dan Platini cs berpesta, pelatih Jupp Derwall dan Rummenigge cs harus merenungi nasib malang Jerman Barat.

(Penulis: Sumohadi Marsis, Tabloid BOLA edisi no. 18, Jumat 29 Juni 1984)