Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
16 pada 2011, kemampuan Indra Syafri diragukan banyak kalangan. Hal itu terjadi karena pelatih asal Padang ini minim jam terbang internasional.
Akan tetapi, Indra Syafri mampu menunjukkan tangan dinginnya. Tim asuhannya pada dua tahun terakhir menjuarai HKFA Cup di Hong Kong. Turnamen ini diikuti sejumlah negara Asia level umur 17-19 tahun.
"Memang benar turnamen itu bukan turnamen besar setingkat Piala Asia atau Piala Asia Pelajar, tapi bukan berarti persaingannya tidak ketat. Tim-tim peserta mengirimkan para pemain terbaiknya ke Hong Kong," tutur Indra.
Di HKFA 2013 pada 18-20 Februari, Indonesia mengandaskan tuan rumah Hong Kong, Malaysia, dan Singapura. Kemenangan 2-0 atas tuan rumah serta hasil imbang melawan dua negara tetangga jelas tak bisa dipandang remeh.
Jika menelusuri karier kepelatihan Indra, ia bukan orang baru. Sejak 1999 Indra telah mengantungi lisensi A AFC. Kemampuan Indra sebagai instruktur pelatih diakui oleh AFC dan FIFA. "Saya tipikal orang yang tidak mau berkoar-koar. Prinsip saya bekerja dan berbuat sesuatu," tutur suami Temi Indrayani itu.
Menurut Indra, kunci kesukesan terletak pada semangat juang para pemainnya. Saat merekrut pemain, secara khusus Indra fokus pada persoalan mentalitas.
"Jujur dalam perekrutan pemain saya menomorduakan soal tinggi badan. Yang penting saat memilih pemain adalah mental dan kemampuan tekniknya. Percuma memiliki postur tinggi kalau tidak mempunyai semangat juang dan teknik memadai," kata Indra.
Pelatih yang dibesarkan PSP Padang ini terinspirasi Lionel Messi. "Posturnya pendek dan mungil, tapi Messi menjadi bintang besar. Indonesia memiliki segudang pemain seperti Messi. Mereka mesti dimatangkan agar mencuat ke permukaan," kata Indra.