Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Meski pun tetap tidak akan imbang, tetapi pertarungan tiga PSSI melawan juara Liga Polandia, Lech Poznan, tetap mempunyai arti. Paling tidak untuk menguji hingga di mana kekuatan dan kemampuan tiga kesebelasan harapan bangsa.
Bagi PSSI Galatama yang besok malam akan menghadapi kesebelasan dari tanah Lech Wawensa ini, pertarungannya nanti akan merupakan barometer sebelum masuki pelatnas tahap kedua Desember mendatang dan diterjunkan ke Piala Raja di Bangkok. Selain itu, juga menjadi bahan utama bagi pelatih Sinyo Aliandoe untuk melihat apakah programnya dapat berjalan atau tidak sebelum berlaga di Pra Piala Dunia, Maret mendatang.
"Kami belum tahu persis bagaimana Lech Poznan, tetapi jika melihat ada enam pemain nasional di klub tersebut, berarti klub itu kuat. Kekuatannya inilah yang akan kita jajagi untuk menguji kemampuan para pemain," kata Aliandoe.
Begitu juga dengan manfaat yang akan ditarik PSSI Garuda yang baru hari Senin malam akan menghadapinya. Manfaat yang akan diperoleh Garuda mungkin lebih besar. Kesebelasan yang dipersiapkan untuk jangka panjang ini sudah akan bertarung awal bulan depan dalam Kejuaraan Piala Asia di Jakarta.
"Dalam pertarungan melawan Lech Poznan nanti, kami benar-benar akan menerapkan pola Brasil yang selama ini ditekuni anak-anak. Dari pertarungan internasional, biasanya kita bisa melihat lebih banyak, karena sikap dan mental para pemain akan berbeda jika bertarung dengan klub lokal," kata pelatih Barbatana.
Dari pertarungan ini pula, katanya, akan terlihat di mana letak kekurangan dan kelebihan para pemain. "Jadi jelasnya bukan untuk mencari menang-menangan. Tentu saja, kami juga tidak ingin mengecewakan penonton," tukas Eddy Sofyan, asisten pelatih PSSI Garuda.
Namun Joao Barbatana maupun Eddy Sofyan, sama-sama mengharapkan agar masyarakat pecandu sepakbola tidak terlalu menuntut banyak dengan hasil pertarungan melawan Lech Poznan itu. "Konsentrasi kami sepenuhnya kami curahkan untuk bulan depan. Sebab itulah pertarungan resmi kami," sambung Eddy.
Sponsor
Apapun harapan dan kekhawatiran Aliandoe, Barbatana, maupun Eddy Sofyan, rangkaian pertandingan ini cukup menarik.
Reputasi Lech Poznan sebagai juara Liga Polandia dua kali berturut-turut dan juga pemegang Piala Liga, adalah satu jaminan tersendiri. Apalagi mereka dari Eropa Timur di mana faktor kekuatan dan semangat sangat berperan. Jadi jelasnya, terutama pertarungan Sabtu dan Senin malam, akan berjalan dengan ketat.
Acara yang disponsori penuh oleh Yayasan Andi Pangeran ini memang sangat mendukung kebutuhan tim nasional. Mudah-mudahan saja yayasan yang diketuai Serang Andi Pangeran ini tidak mengalami kerugian lagi. "Kami rugi sekitar Rp 200 juta ketika menyelenggarakan pertandingan segitiga Feyenoord, Queens Park Ranger, dan Mandala," kata Serang, tokoh muda asal Gowa, Sulsel, ini.
Soal untung rugi ini memang pula dipikirkan oleh PSSI, misalnya dengan mendatangkan tim-tim yang betul-betul kesohor dan hebat seperti Juventus, Barcelona, atau Liverpool. Sebab kalau lawan tanggung, bukan hanya sponsor yang rugi, tapi juga berkurang nilai uji cobanya buat tim kita.
Tangguh
Sementara itu persiapan yang dilakukan baik PSSI Galatama maupun PSSI Garuda, seluruhnya berjalan dengan lancar. Tetapi tampaknya PSSI Garuda jauh lebih siap dibanding Galatama. Namun demikian pengalaman Galatama juga bukan barang remeh.
Dari kubu PSSI Garuda, bergabungnya ujung tombak Galasiswa dan PSSI Yunior, Noah Meriem, nampaknya akan membawa wama baru. Pemuda asal Irian ini memiliki kelebihan dalam teknik menjinakkan dan menjaringkan bola. Hanya tentu gaya dan pola permainannya masih memerlukan waktu untuk berpadu dengan rekan-rekan barunya.
Tetapi setidaknya Garuda akan lebih menggigit dengan kombinasi Anjar Rahmulyono dan Noah Meriem. Ketangguhan fisik rata-rata pemain yang prima, juga menjadi senjata lain untuk menghadapi juara Liga Polandia itu. Publik pasti akan menunggu apa hasil gemblengan militer satu bulan di Cimahi?
Untuk PSSI Galatama, hadirnya top scorer Bambang Nurdiansyah sebagai pendobrak, diperkirakan akan membuat barisan depannya lebih tajam dan mobil. Lebih-lebih kalau Joko Malis atau Zulkarnaen Lubis bisa lebih sering memanfaatkan peluangnya dari lini kedua.
(Penulis: Mahfudin Nigara, Tabloid BOLA edisi no. 19, Jumat 20 Juli 1984)