Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
wajah di tengah kerumunan pembalap dalam Tour de France yang terkenal itu tiga pekan talu, tampak wajah seorang pemuda berambut pirang, bermata biru. Dia bukan lain adalah Greg LeMond, pembalap asal Washoe Valley, Nevada, AS.
Si Anak Ajaib berusia 23 tahun itu memang tengah membuat debutnya dalam Tour paling bergengsi tersebut. Tetapi reputasinya sebagai pembalap begitu meyakinkan, sehingga ia langsung menjadi salah satu favorit untuk memenangkan perlombaan 24 hari itu.
Ini merupakan kejadian yang pertama selama sejarah Tour de France sejak dimulainya 81 tahun lalu bahwa seorang Amerika dijagokan. Selama tahun-tahun belakangan ini, memang hanya seorang Amerika saja, Jacques Boyer, yang pernah mengikuti arena balap sepeda besar itu. Tetapi Boyer cuma meraih kedudukan ke 32, 23, dan 12.
Dalam olahraga di mana Amerika belum pernah masuk hitungan, LeMond memang telah melesat ke posisi dominan. Lima tahun lalu, dalam usia baru 18, ia memenangkan sebuah medali emas, sebuah perak, dan sebuah perunggu. Ini diraihnya dalam kejuaraan dunia yunior di Argentina - pertama bagi pembalap Amerika menyabet sekaligus tiga medali di arena balapan dunia.
Pada 1981, LeMond mulai berlomba secara prof untuk merk mobil Renault, dan pada 1982 memenangkan Tour de L'Avenir. Begitu pula, pada tahun lalu ia menjagoi arena Dauphine Libere, sebuah arena dengan seri lombanya yang meletihkan karena harus naik turun celah-celah pegunungan Alpen. Setelah itu ia merajai kejuaraan balap sepeda prof dunia di Altenrhein, Swiss.
Greg LeMond pun merupakan pembalap non Eropa pertama yang mampu merebut piala Super Prestige, sebuah piala bagi pembalap yang berhasil menjuarai semua sirkuit balap di Eropa. Karenanya, tak heran jika Bernard Hinault dari Francis, si juara 4 kali Tour de France, lantas berucap, "LeMond akan menjadi pewaris saya sebagai pembalap terbaik di dunia."
Hinault benar, dalam Tour de France berjarak 3.900 km yang baru saja berakhir hari Minggu, Greg LeMond merebut tempat ketiga dalam waktu 112:15:26 setelah Laurent Fignon (Francis, 112:03:40) yang tampil lagi sebagai juara dan Hinault sendiri (112:14:12).
(Penulis: Hikmat Kusumaningrat, Tabloid BOLA edisi no. 22, Jumat 27 Juli 1984)