Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
pemain dengan kualitas mumpuni.
Mereka dalam kondisi on-fire karena tampil secara reguler di LSI. Berbeda dengan Okto atau Bepe, yang saat ini tidak memiliki klub, sekalipun mereka menjadi pelanggan timnas dua tahun belakangan.
Di sektor penyerang, ada sembilan pemain yang saat ini bersaing memperebutkan posisi inti, yakni Patrich Wanggai, Tantan, Sergio van Dijk, Titus Bonai, Jajang Mulyana, Irfan Bachdim, Mario Aibekop, Husin J. Rahaningmas, dan T.A. Musafri.
Jumlah itu belum ditambah Greg Nwokolo, Boaz Solossa, dan Ferinando Pahabol, yang bisa bermain di dua posisi sebagai penyerang atau gelandang sayap. Begitu banyaknya stok striker membuat Bepe sulit bersaing untuk mendapatkan posisi inti.
Jangankan bicara Bepe yang tidak berkecimpung di kompetisi, nama bomber tenar Cristian Gonzales yang saat ini berstatus sebagai top scorer sementara LSI juga tidak masuk dalam daftar skuad seleksi.
Di sektor sayap, absennya Okto tak menimbulkan kekhawatiran. Masih ada gelandang sayap dengan kualitas setara macam Andik Vermansah, M. Ridwan, Zulham Zamrun, Arif Suyono. Ferdinand Sinaga, dan Ian Louis Kabes.
Dalam memilih pemain, pelatih timnas. Manuel Blanco, menyebut lebih mengedepankan unsur teknik dibanding nama besar semata. "Saya tidak butuh pemain dengan nama besar. Timnas Indonesia harus dihuni pemain-pemain dalam kondisi terbaik. Mereka harus profesional, dan disiplin," kata pelatih asal Argentina tersebut.
Blanco adalah sosok yang menginginkan Okto dicoret dari Tim Merah-Putih karena disebut mangkir latihan tanpa alasan yang jelas. "Saya ingin kebebasan dalam menentukan pemain. Jika tidak bisa, saya lebih baik pulang ke Argentina," ujar Blanco.