Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Liverpool Tak Mau Persoalkan Wasit

By Caesar Sardi - Rabu, 20 Maret 2013 | 09:00 WIB
Joe Fagan. (Dok. Tabloid BOLA)

Liverpool membuat berita besar dalam kompetisi divisi I liga sepakbola Inggris pekan lalu. Bukan karena juara bertahan itu mencetak kemenangan spektakuler. Sebaliknya, tim asuhan Joe Fagan setelah ditinggalkan Bob Paisley itu dipaksa takluk.

Arsenal, salah satu klub dari London yang pernah melawat ke Indonesia, agak di luar dugaan berhasil memukul sang juara yang jadi tamunya itu dengan kemenangan 3-1. Dua gol diborong oleh Brian Talbot dan satunya oleh pemain internasional Tony Woodcock, sedangkan gol tunggal Liverpool dibuat oleh Alan Kennedy - hanya 9 menit sebelum usai.

Berkat kemenangan itu - yang ketiga dari lima pertandlngan - memang membuat posisi Arsenal melonjak ke urutan teratas, mengungguli West Ham dengan perbedaan gol. Tapi sementara posisi itu akan mudah goyah dalam kompetisi yang frekuensinya tiap minggu semakin rapat saja. Peluang Liverpool untuk mempertahankan gelarnya pun masih amat terbuka.

Kontroversial

Dan memang, yang lebih diramaikan oleh pers Inggris pekan lalu adalah pada cara wasit Tom Bune memimpin pertandingan Arsenal - Liverpool di Highbury itu. Dua dari tiga gol Arsenal yang membuat Liverpool untuk pertama kali dalam musim ini kalah itu, kontroversial. Yang satu terjadi di babak pertama pada menit yang mustinya sudah harus turun minum. Dan yang kedua, gol terjadi setelah handball yang dibiarkannya.

Tapi yang menarik, dan amat berbeda dengan sikap kebanyakan ofisial kita, Joe Fagan tidak tertarik untuk mengomentari perwasitan yang kontroversial itu, meski dipancing-pancing wartawan. "Saya tak mau diskusi tentang wasit," ujarnya.

Fagan, pengganti Paisley yang sukses itu, malah mengungkapkan kekecewaannya pada para pemainnya. "Saya kecewa beberapa pemain saya kehilangan ketenangannya. Kami sudah bermain bagus di babak pertama, tapi kemudian terjadi kesalahan-kesalahan yang menciptakan gol-gol itu. Mereka berhenti bermain, itulah salahnya. Kami harus menyalahkan diri kami untuk kekalahan ini," tukasnya.

Di lain pihak manajer Arsenal Don Howe mengatakan, para pemainnya memperoleh keberuntungan pada waktu yang tepat. Diakuinya tendangan bebas Talbot yang membuka skor itu, terjadi ketika menit ke-45 sudah lewat.

Menurut kolumnis Martin Palmer, Manchester United yang pekan lalu menggulung Newcastle United 5-0 berpeluang lebih besar untuk menggantikan kedudukan Liverpool pada akhir kompetisi nanti.

Di Jerman Barat, Bayer Muenchen yang bertekad mengulangi sukses sebagai juara seperti pada tahun 1981, melicinkan awal perjalanannya dengan kemenangan 3-1 di kandang Bayer Uerdingen. Ini merupakan kemenangan penting setelah tiga hari sebelumnya menggulung juara bertahan Stuttgart 2-1.

Di negeri Belanda, Ajax belum kehilangan satu angka pun pada tiga pertandingan pertamanya ketika Minggu menggasak Excelsior 3-0. Marco van Basten, penyerang yang dinilai Johan Cruyff akan jadi andalan tim nasional, mencetak gol disamping Peter Boeve dan Ronald Spelbos. Sedangkan FC Groningen, tanpa Fandi Ahmad yang cedera, menang 3-1 atas Haarlem.

Di Prancis, juara bertahan Boardeaux tak mampu melanjutkan rekor tak kehilangan angka ketika pada pertandingannya yang keenam ditahan 0-0 oleh Brest, meski masih tetap memimpin. Mereka unggul dua angka dari Auxerre yang ditahan 1-1 di Lille.

Kompetisi di Spanyol sementara itu dimulai dengan sedih karena pemogokan pemain, hingga para amatir terpaksa ditampilkan. Tapi Barcelona yang juga telah ditinggalkan Maradona, tetap bisa menang telak 4-0 atas Real Zaragoza. Maradona sendiri di Italia membantu Napoli menahan seri Fiorentina 1-1 dalam perebutan Piala Italia, sementara Michel Platini membuat hattrick
ketika Juventus mengalahkan Sambenedettese 5-0.

(Penulis: Sumohadi Marsis, Tabloid BOLA edisi no. 29, Jumat 14 September 1984)