Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Wakil Ketua Badan Tim Nasional (BTN), Harbiansyah Hanafiah, menyatakan bahwa ada pihak yang tidak suka tim nasional Indonesia diperkuat seluruh pemain terbaik baik dari IPL dan ISL. Namun, ia enggan menyebut nama pihak tersebut.
"Saya dengar, komposisi pemain sebelumnya sudah diatur 50-50 untuk melawan Arab Saudi. Ini sebetulnya saya simpan. Jadinya, saya menilai ada orang-orang yang tidak senang dengan bersatunya ISL dan IPL," kata Harbiansyah dalam jumpa pers sekaligus pengumuman 28 pemain di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (19/3).
Untuk memuluskannya rencananya, Harbiansyah membeberkan bahwa pihak itu juga melakukan cara kotor. Salah satunya dalam proses pemilihan pemain.
"Soal 14 pemain yang sebelumnya dicoret, saya mendengar mereka tidak masuk ke dalam list pemangilan. Padahal saat akan memanggil pemain, saya dan Sekjen PSSI, Hadiyandra menandatangani surat yang di dalamnya memuat sebanyak 57 pemain," jelas Harbiansyah.
Selain dalam proses pemilihan pemain, cara kotor itu juga dilakukan dalam upaya untuk mempertahankan Luis Manuel Blanco dari jabatan sebagai pelatih kepala timnas Indonesia. Dalam upaya itu, Harbiansyah menyebut bahwa pihak tersebut membohongi pemain untuk menandatangani petisi dukungan mempertahankan Blanco.
"Jadi, pemain disuruh tanda tangan agar terlihat mendukung Blanco tetap melatih timnas. Untungnya di dalamnya ada anak-anak saya seperti M. Roby, Ferdinand Sinaga, dan Bayu Gatra," tutur Harbiansyah.
"Rupanya, mereka diberi 300 dolar dan disuruh menandatangani kertas yang di balik. Saya menanyakan kepada Ferdinand 'apa kamu menandatangani itu mendukung Blanco?', ia menjawab tidak. Ia bilang tandatangan itu disebutkan perihal uang saku. Bagi saya, ini sangat jahat," jelas Harbiansyah.