Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
ribu tahun lalu.
Begitulah jawaban Panglima ABRI Jenderal L.B. Moerdani ketika diwawancarai sambil jalan meninggalkan Stadion Kuningan, Jakarta Selatan, akhir pekan lalu. Ia berada di sana untuk membuka turnamen sepakbola perebutan Piala Pangab I.
Dari jawaban itu nyata bahwa pembinaan olahraga di kalangan anggota ABRI sebenarnya bukansesuatu yang baru. Memang tidak sejak "beribu-ribu tahun lalu" kalau menyangkut ABRI yang pada 5 Oktober ini baru merayakan ulangtahunnya yang ke-39. Tapi boleh dikatakan olahraga dan angkatan bersenjata memang manunggal sejak awal.
Seseorang tidak akan menjadi prajurit yang tangguh kalau ia tidak bisa berlari, berenang, dan menembak. Keterlibatan para prajurit dengan olahraga prestatif pun bukan barang baru. Jika dulu mereka aktif di lapangan sebagai atlet, kini banyak di antara mereka menjadi pengurus atau pembina di pelbagai organisasi olahraga. Bahkan kini Kasal dan Kasau misalnya, sudah punya "jatah" khusus yang seperti otomatis. Yakni Kasal menjadi ketua umum organisasi olahraga perairan (FOPINDO) dan Kasau jadi pimpinan tertinggi olahraga dirgantara (FASI).
Belakangan PB PASI juga bekerja keras untuk menarik potensi di kalangan ABRI untuk terjun di atletik, bahkan sampai mengikutsertakan mereka dalam kejuaraan nasional. Polri sendiri memiliki klub atau wadah yang dibina serius dan konsepsional.
Kini dari ABRI sedang diharapkan tampilnya suatu tim nasional khusus di sepakbola untuk melengkapi tiga unsur tim lain yang sudah dibina PSSI. Tentu bukan sekadar langkah coba-coba. Sebab di sejumlah negara lain kekuatan kesebelasan nasional memang banyak ditumpukan kepada para pemain dari angkatan bersenjatanya. Maka sambil merayakan HUT ke-39 ABRI rasanya pikiran untuk mengembangkan kekuatan olahraga dalam angkatan bersenjata patut lebih diketengahkan.
(Penulis: Sumohadi Marsis, Tabloid BOLA edisi no. 32, Jumat 5 Oktober 1984)