Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kondisi Red Bull Tak Terkendali Akibat Ulah Vettel

By Ade Jayadireja - Kamis, 28 Maret 2013 | 16:25 WIB
Mark Webber (kiri) dan Sebastian Vettel (kanan) (Getty Images)

Penasihat Red Bull Racing, Helmut Marko mengakui situasi di Red Bull sempat tak terkendali saat balapan Formula 1 di Sirkuit Sepang, Malaysia (24/3). Saat itu Sebastian Vettel dinilai telah sengaja mengabaikan perintah tim demi merebut kemenangan dari Mark Webber, rekan setimnya.

Meski telah beberapa kali diingatkan oleh sang pimpinan tim, Christian Horner untuk bertahan di posisi semula dan memperhatikan performa ban, Vettel tetap bersikukuh menyalip Webber yang sedang memimpin jalannya balap.

"Mereka menjalani balapan sengit dan kami menyuruh mereka untuk bertahan di posisi masing-masing karena kami khawatir pada usia pemakaian ban," ujar Marko.

"Situasinya tak terkendali. Christian lah yang berkata bahwa mereka harus memperhatikan performa ban dan bertahan di posisi mereka. Seb segera berada di belakang Mark, dan kemudian terjadilah aksi salip. Pada saat-saat seperti itu, kami tak bisa bicara dengan mereka."

Marko yang juga merupakan mantan pebalap F1, menyatakan bahwa timnya akan melakukan diskusi internal di F1 GP China, 12-14 April mendatang untuk meredakan situasi panas ini.

"Tim kami akan berdiskusi karena kami harus mengendalikan para pebalap. Kami tidak seperti Mercedes, di mana sudah jelas siapa pebalap utamanya. Sementara kami memperlakukan kedua pebalap sama rata," kata Marko.

Desakan datang dari mantan juara dunia Formula 1, John Watson agar Red Bull memberi hukuman kepada Vettel. Watson yang merupakan pebalap McLaren pada era 80-an meminta kepada Bos Red Bull Christian Horner agar memberi sanksi berupa larangan tampil pada seri selanjutnya.

"Saya rasa Christian Horner harus tegas. Satu-satunya saran yang bisa saya berikan adalah dengan menghukum Vettel pada seri selanjutnya. Anda tidak bisa mengambil poin yang didapat Vettel dan memberikannya kepada Webber. Jadi pemberian sanksi itulah saran saya," ujar Watson di BBC Sport.

Laporan Tribunnews