Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Saat balapan di Malaysia, Webber nyaris menjadi pemenang karena dia sudah nyaman memimpin jalannya lomba. Namun, rekan setimnya, Sebastian Vettel, "merampas" kemenangan itu dengan mengabaikan perintah tim agar tetap berada di belakang Webber sehingga dia menyalipnya dan naik podium utama.
Di Shanghai, akhir pekan kemarin, Webber mengalami nasib buruk. Itu dimulai saat kualifikasi ketika dia kehabisan bahan bakar, yang menyebabkan dirinya terkena penalti start dari posisi paling belakang.
Nasib buruk itu belum berhenti di situ karena saat balapan ban belakang sebelah kanan mobilnya terlepas setelah dia melakukan pitstop. Padahal, Webber, yang start dari posisi 14, sedang berusaha terus memperbaiki posisinya. Ini membuat pebalap Australia tersebut gagal melanjutkan lomba dan tak menuai poin.
Krisis Webber di China ini dilengkapi dengan penalti tiga grid yang bakal dilakoninya pekan depan di Bahrain. Hukuman itu diberikan akibat dia bersenggolan dengan pebalap Toro Rosso, Jean-Eric Vergne.
Tak heran jika berembus kabar ada konspirasi menghancurkan Webber. Namun, Horner menepis anggapan bahwa tim sedang melawan pebalap veteran tersebut. Menurutnya, semua itu omong kosong.
"Benar-benar sampah, lupakan konspirasi," ujar Horner dengan nada keras kepada seorang wartawan, yang mengatakan tim hanya bekerja bagus untuk Vettel.
"Kami semua sedang berusaha membawa dua mobil finis setinggi mungkin, dan orang yang berpikir ada konspirasi tak tahu apa yang mereka lihat. Tak ada konspirasi," lanjut Horner.
Webber mengakui dalam pernyataannya setelah lomba bahwa mereka mengalami sejumlah masalah selama akhir pekan. Dia pun berbicara tentang rumor bahwa dirinya siap hengkang dari F1 setelah sudah sepakat dengan Porsche untuk kembali ke Le Mans.
Saat ini, Webber masih terikat kontrak satu tahun dengan Red Bull. Namun, pemilik tim, Dietrich Mateschitz, tak menepis kemungkinan bahwa Webber akan berduet lagi dengan Vettel pada 2014 walaupun hubungan antara kedua pebalap tak terlalu harmonis menyusul afair "Multi-21" di Malaysia.
Laporan Kompas.com/Aloysius Gonsaga Angi Ebo