Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Djohar Arifin Husin, meminta 33 pengurus provinsi (pengprov) PSSI segera bersatu. Menurutnya, semua pengrov itu harus segera melaksanakan musyawarah provinsi (musprov) untuk menyelesaikan masalah dualisme yang terjadi.
Dari total ke-33 pengprov PSSI, saat ini terdapat 18 pengprov yang nasibnya belum jelas, di antaranya Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara.
Meski begitu, pada KLB Maret lalu, polemik muncul karena Djohar tetap mencoret 18 pengprov tersebut dari daftar peserta dan memasukan voters sesuai SK No.SEKP/32/JAH/III/2013.
Keputusan itu pun langsung dipertanyakan, karena 18 pengprov tersebut menilai institusinya legal karena telah disahkan oleh Djohar sendiri.
"Perdamaian di tingkat pusat harus diikuti di tingkat daerah. Pengprov maupun klub. Semua harus menyatu, jadi konflik sudah selesai, tidak boleh ada lagi konflik di daerah-daerah semua harus berpikir bersatu untuk sepak bola indonesia," ujar Djohar di Kantor PSSI, Jakarta, Selasa (23/4/2013).
"Oleh karena itu, jika ada pengprov yang masih mengalami dualisme dan manajemen klub ada dua, ini tahun terakhir bagi mereka untuk menyatu," tambahnya.
Djohar mengatakan, PSSI sebelumnya sudah menegaskan dalam kongres luar biasa, agar para pengprov bisa menyelesaikan masalah dualismenya. Pada rapat Komite Eksekutif (Exco) di Surabaya memutuskan agar pengprov segera menggelar musprov.
"Kita harapkan selambatnya bulan Juli seluruh Pengprov yang (berada dalam kondisi) dualisme sudah melaksanakan musprov jadi dihitung mulai nol kembali," harap Djohar.
Sementara mengenai dualisme klub, Djohar menyarankan agar proses penyelesaiannya ditempuh melalui jalur hukum jika tak menemui titik terang. "Jadi, kita menyerahkan semua kepada klub untuk menyelesaikan konflik dualisme ini," ujarnya.
Laporan: Kompas.com