Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Induk tenis nasional (PP Pelti) menggelar turnamen internasional yang telah dijadwalkan merupakan hal yang amat memprihatinkan. Pembatalan pelaksanaan lima turnamen tingkat dunia itu mencerminkan ketidakmampuan Pelti dalam melaksanakan program secara profesional.
"Kondisi ini benar-benar memprihatinkan. Bagaimana turnamen yang sudah didaftar ke ITF (Federasi Tenis Internasional) bisa batal. Pasti ini ada yang tidak beres," mantan pelatih nasional Bunge Nahor
Bukan saja pemain yang dirugikan, tapi tenaga pertandingan lainnya seperti wasit juga tidak bisa mengenyam pertandingan yang dibutuhkan untuk meningkatkan status kariernya. "Yang lebih parah lagi, PP Pelti juga terkena denda yang tidak sedikit dari ITF. Tentu ini amat disayangkan," tambah Bunge.
Untuk mengatasi agar PP Pelti tidak mandeg atau bahkan tambah hancur maka Maman perlu segera melakukan perombakan pengurus. Nantinya pengurus tidak perlu gemuk namun ramping.
"Cukup 10 orang saja namun benar-benar diisi orang profesional dan mengerti tenis. Contoh zaman Ketua Umum Yonosuwoyo, pengurusnya hanya beberapa orang namun mampu mengirim pemain ke luar negeri dan bisa melahirkan Yayuk Basuki dan pemain top putra lainnya," ucap Bunge Nahor.