Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kutipan-Kutipan Paling Popular Sir Alex Ferguson

By Wisnu Nova Wistowo - Kamis, 9 Mei 2013 | 06:22 WIB
Sir Alex Ferguson (Getty Images)

Sir Alex Ferguson adalah salah satu sosok di dunia sepak bola yang pernyataannya kerap menjadi kutipan terkenal. Tak jarang publik sepak bola menantikan komentar apa lagi yang bakal keluar dari mulut manajer Manchester United itu.

Berikut adalah sejumlah kutipan terkenal dari tahun ke tahun yang pernah diucapkan Fergie, seperti terpapar dalam situs resmi klub.

"Bagian dari pekerjaan saya adalah memastikan para pemain menapakkan kakinya tetap di tanah. Saya selalu menekankan kepada mereka, etos kerja adalah hal awal yang membawa mereka melalui pintu di sini dan mereka tak boleh kehilangan itu. Saya mengatakan kepada mereka, 'Ketika pulang ke rumah ibumu, pastikan dia melihat orang yang sama yang dikirimkannya kepada saya. Sebab, jika kamu memanfaatkan semua popularitas dan uang dengan cara yang salah, ibumu akan kecewa kepadamu."

"Saya tak pernah menyerah dengan gampang, entah terhadap pemain atau terhadap suatu sebab. Bahkan, ketika tim ini menang, saya tak selalu senang. Sebab, standar adalah hal terpenting bagi saya dan jika mereka menjatuhkannya, saya marah."

"Kami tak menyerah, kami bermain hingga akhir. Itu bukan sebuah kecelakaan, itu bagian dari pembentukan tim ini."

"Tim ini mungkin tak memiliki faktor Ronaldo, tapi tim ini tidak mengerti kata kalah."

"Saya masih bisa mengingat laga pertama saya menangani tim di Oxford. Saya telah melakukan sesi ceramahan tim dan baru akan masuk ke bangku cadangan ketika melihat sopir bus duduk di sana. Dia bahkan memberikan tes saat jeda babak. Hal seperti itu langsung saya ubah."

"Saya terhormat sudah mengikuti Sir Matt sebab yang harus kamu lakukan hanya berusaha menjaga standar yang telah dipasangnya sejak bertahun-tahun lalu."

"Jock Stein mengatakan pada saya tak ada yang salah dengan kehilangan kendali amarah untuk alasan yang tepat - dan saya pikir 70 hingga 80 persen ketika saya melakukannya, itu untuk alasan-alasan yang tepat. Kadang, saya sengaja melakukannya agar para pemain tidak besar kepala. Tapi itu dulu, sekarang saya tak lagi garang - dan terlalu tua untuk kehilangan kendali emosi."

"Itu benar-benar momen membanggakan bagi saya (memiliki patung di Old Trafford). Normalnya, orang meninggal sebelum memiliki patung. Saya melampaui kematian."