Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Penyesalan selalu datang terlambat. Itulah yang kini tengah dirasakan striker Internazionale, Antonio Cassano. Peter Pan, julukan Cassano, sadar jika tingkah pola buruknya di masa muda telah berdampak negatif untuk perjalanan karier sepak bolanya.
Awal kemunculan Antonio Cassano sangat cemerlang. Bersama Bari, ia berhasil angkat nama. Tak lama AS Roma melamar dan langsung diantarnya meraih scudetto. Selanjutnya, Cassano hijrah ke Real Madrid.
Akan tetapi, di Madrid Cassano membuat masalah dengan Fabio Capello. Kariernya tersendat. Ia pun akhirnya terbuang ke Sampdoria. Sempat ke AC Milan dan kini Internazionale, namun kariernya tidak pernah bisa secemerlang dulu lagi. Bahkan, saat ini ia seolah berada di titik nadir.
"Jika saya tidak memiliki karier yang lebih baik, itu murni kesalahan saya. Saya hanya melakukan 50 persen dari apa yang bisa saya lakukan. Saya selalu menemukan cara untuk tidak berlatih secara profesional," tutur Cassano dilansir Football Italia.
"Saya pikir kualitas saja cukup untuk membawa Anda sukses. Saya sudah bermain untuk klub-klub besar, tapi saya selalu melakukan sedikit. Bisa saya katakan 99 persen waktu telah saya habiskan dengan melakukan kesalahan," sesal Cassano.