Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
tiba menawari bermain di salah satu klub di Indonesia.
"Pertama ditawari saya langung tolak. Soalnya yang saya tahu tentang Indonesia hanya Aceh yang kemarin terkena tsunami. Tapi setelah dijelaskan bahwa negara Indonesia luas bukan hanya Aceh saja, saya mulai mempertimbangkannya," kata Fabiano.
Tak lama kemudian, sang agen pun mencapai kesepakatan dengan Persela Lamongan tanpa seleksi. Tiga hari kedatangan setelah menandatangani kontrak, Fabiano langsung melakukan debut melawan Persiba Balikpapan. Beruntung, Fabiano langsung mencetak gol dalam debutnya tersebut sekaligus mencuri perhatian LAmania, suporter Persela.
Bek berusia 30 tahun itu juga merasa betah tinggal di Lamongan lantaran dicintai pendukung dan manajemen klub. Ia juga merasa kagum dengan animo suporter Tanah Air. Menurutnya, suporter fanatik tim di Indonesia bakal memenuhi stadion meskipun tim kebanggaannya berada di level kedua atau ketiga kompetisi sekalipun.
"Di Brasil, orang hanya menonton liga kasta tertinggi karena dihuni klub besar. Tapi di divisi bawah, sedikit yang datang ke stadion. Saya bermain di klub yang sama dengan Divisi Utama di Indonesia tapi hanya sedikit yang menonton. Tapi di sini, stadion selalu penuh. Mereka bersorak terus. Pemain yang lelah bisa semangat lagi," kata Fabiano.
Tak ayal, Fabio, begiatu ia akrab disapa, juga mengapresiasi militansi The Jakmania yang selalu mendukung Persija meski terkendala krisis keuangan dan tengah berjuang keluar dari bayang-bayang degradasi.
"Persija tim besar dan punya sejarah. Kami juga punya suporter loyal yang tersebar di mana-mana. Di manapun kami tampil, mereka selalu hadir. Hal itu bisa meningkatkan motivasi kami," ujarnya.
Laporan Tribunnews.com