Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Obrolan Tentang Generasi 1992

By Dedi Rinaldi - Jumat, 31 Mei 2013 | 20:11 WIB
Sir Alex Fewrguson bersama anak didiknya generasi 1992.

murid” Sir Alex Ferguson dari generasi 1992 ramai-ramai mengikuti jejak sang guru pensiun, manajer Arsenal Arsene Wenger gatal untuk segera menelepon Sir Alex, musuh besar yang telah menjadi sahabatnya ini.

Arsene Wenger (AW): Hai Lex, kamu tidak mau pensiun sendirian ya? Buktinya murid kamu ramai-ramai ikut menyatakan pensiun.

Sir Alex Ferguson (SAF): Ada-ada saja kamu. Faktor usia yang membuat mereka pensiun. Paul Scholes sudah 38 tahun, David Beckham (38), dan Phil Neville (36). Lagipula mereka sudah mendapatkan segalanya. Tinggal Ryan Giggs (39) yang belum, tapi saya pikir fisiknya masih sanggup bermain sampai usia 40 tahun.

Namun, Sir Alex mendadak termenung. Benaknya mengelana ke masa 21 tahun silam, saat dirinya tengah memunculkan angkatan 1992 ke pentas Premier League tapi diiringi cemoohan “Anda tidak akan memenangkan apapun dengan hanya bermodal anak-anak”.   
Sir Alex ternyata mampu menjawab hinaan itu. Generasi 1992 menjadi produk akademi Manchester United yang sukses dan menjadi pilar dalam mendominasi sepak bola Inggris. Salah satu monumen terbaik dari angkatan ini yaitu kala mempersembahkan treble winners atau tiga trofi sekaligus (juara Premier League + Piala FA + trofi Liga Champion) pada 1999.
Generasi 1992 terdiri dari Paul Scholes, David Beckham, Gary dan Phil Neville, Nicky Butt serta Ryan Giggs. Gary dan Nicky sudah lebih dulu pensiun, sekarang giliran Scholes, Beckham, dan Phil. Tinggal Giggs yang masih belum mau menanggalkan baju pemain.
Ketika menyatakan pensiun, hanya Gary dan Scholes yang masih berkostum United, sedangkan Beckham tengah berseragam PSG, Phil berkostum Everton dan Nicky mengakhiri karier di Cina.
Sir Alex segera tersadar begitu suara Wenger terdengar lagi di ujung telepon.

AW: Pasti menjadi momen yang mengharukan sekaligus membanggakan ya Lex?

SAF: Betul. Tak mudah untuk membuat berhasil. Kini menjadi sebuah kenangan yang indah. Tapi, kamu sendiri bagaimana Arsene? Masih doyan pemain muda kan? Tapi dijadikan juara dong, jangan terus dijual kalau sudah jadi.

AW: Hehehe...dasar Alex si hidung merah. Kamu kan tahu sisi finansial yang selama ini menjadi kelemahan aku, salah satunya gara-gara membangun Stadion Emirates.

SAF: Aku paham Arsene!. Aku cuma mengingatkan jangan sampai kamu diledek lagi sebagai pedofil saat datang ke Old Trafford. Penonton United tahu sekarang kamu adalah pelatih terlama di Premier League sekaligus sebagai pengancam terbesar. Aku sudah tidak lagi di lapangan, jadi tak ada jaminan ledekan itu tak akan muncul lagi.
Mendengar celotehan ini Wenger tersenyum kecut sambil mengingat kejadian di Old Trafford pada Agustus 2009. Dalam laga United vs Arsenal, Wenger diusir wasit dan kebingungan mencari tempat duduk di deretan penonton. Fans United, termasuk anak-anak di dalamnya lantas dengan leluasa mengumpat Wenger: "Duduk lah kau pedofil".
Pedofilia dikenal sebagai penyimpangan kepribadian orang dewasa yang memiliki ketertarikan atau hasrat seksual terhadap bocah. Orang dengan penyakit ini disebut pedofil. Wenger terkenal sebagai manajer yang gemar mengelola pemain muda. Fakta inilah yang diplesetkan suporter United.
Sir Alex marah saat itu dan mengeluarkan maklumat keras. Dia meminta suporter United untuk berhenti mencemooh Wenger seperti itu.

AW: Iya, peristiwa yang menyakitkan. Tapi, ngomong-ngomong berhasil menggarap generasi 1992 karena kamu galak ya? Sampai-sampai kamu punya julukan “hairdryer treatment”. Beckham juga bilang kamu galak.

SAF: Hehehe...mungkin aku sedikit galak. Tapi Beckham sendiri mengakuinya bahwa rasa takut mendapat omelanku menjadi alasan mereka bisa bermain begitu bagus.

AW: Aku mengagumi Scholes. Bahkan aku pernah bilang kalau boleh memilih dari semua pemain Liga Primer yang ada, maka Scholes pemain pertama yang ada di susunanku. Jadi aku paham jika diantara pemain generasi 1992 yang paling kamu sayang pasti Scholes. Betul begitu Lex?

SAF: Arsene, aku seorang puritan, terbiasa hidup pada satu fokus, terkesan otoriter, keras, dan aku tidak suka pemain yang berulah aneh-aneh. Nah, Scholes masuk adalam kriteria. Tidak neko-neko, jauh dari kesan glamor layaknya kehidupan bintang lainnya.
Scholes lebih memilih kehidupan bersahaja bersama istrinya, Claire, dan tiga anaknya di Oldham. Di lapangan penampilannya selalu maksimal. Dia pemain terbaikku dan Inggris. Dia memiliki skill dan otak yang pintar. Tak ada yang menyamainya. Jadi tak ada celah yang bisa membuatnya kena omelan.

AW: Aku setuju Lex, bahkan dua mantan kapten timku mengaguminya. Patrick Vieira pernah bilang pemain yang paling dikaguminya di Premier League adalah Scholes. Cesc Fabregas menyebut Scholes sebagai pemain dengan level permainan yang menginspirasi dirinya. Berbeda dengan Beckham ya Lex?

SAF: Wah kamu sepertinya sudah lupa kita pernah berkelahi gara-gara isu kepindahan Beckham ke Arsenal pada 1999. Ternyata isu itu bikinan istrinya, dan kita berdua kemudian sepakat bahwa hanya klub yang berhak mengeluarkan pernyataan resmi.

AW: Iya..iya aku ingat. Istri Beckham (Victoria Adams) bersahabat dengan istri Thierry Henry (Claire Merry), seorang model dan sesama selebritas. Victoria ingin Beckham bermain di klub London karena merasa Manchester kota kecil. Lewat persahabatan antara para istri membuat Arsenal menjadi pilihan.

SAF: Beckham adalah anak berbakat Arsene!. Pada 1994 aku menitipkan dia ke Preston North End untuk menimba pengalaman dan matang di bawah bimbingan David Moyes, yang saat itu menjabat kapten tim. Aku benar. Beckham memang sangat berbakat.
Tapi Beckham mulai berubah setelah berpacaran dan menikah dengan Victoria. Tak banyak yang tahu bahwa aku kelelahan karena selalu berusaha menyeimbangkan antara statusnya sebagai pesepak bola dan sebagai selebritas.
Aku tidak tahu apakah sebenarnya dia bisa menjalani gaya hidup seperti itu, di mana setiap menit perhatian tertuju padanya. Di mataku Beckham telah membentuk dirinya sendiri sampai akhirnya aku sadar bahwa dia bukan milikku lagi.
Aku sudah kelelahan menjaga keseimbangan antara sebagai pesepak bola dan selebritas, sampai akhirnya muncul peristiwa sepatu yang mampir ke pelipis Beckham. Aku marah dan tanpa sengaja menendang sepatu setelah kalah di ajang Piala FA dari tim kamu Arsene.
Karena itu, pada 2003 aku mempersilakan Beckham hengkang ke Real Madrid dengan harga yang cukup murah untuk kelas pemain seperti Beckham. Apa boleh buat.

AW: Wah, lama juga kita berbincang. Ya sudah, Selamat menikmati kemenangan dan pensiun bersama istri dan 11 cucu kamu ya Lex. Salam juga buat generasi 1992.

SAF: Terima kasih atas perhatiannya Arsene!.


***
Ini adalah obrolan rekaan.namun data, fakta dan peristiwa tak lepas dari kejadian sebenarnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P