Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Biaya yang tinggi dan suasana yang monoton selama pemusatan latihan tim PSSI Pra Piala Dunia di Jakarta, memaksa Sinyo Aliandoe dan seluruh pasukannya mengalihkan markas besar mereka ke kota hujan Bogor. Selisih jumlah pengeluaran yang amat besar tersebut memang sangat dibutuhkan oleh Sinyo dan pasukannya, mengingat dana yang tidak sedikit harus mereka keluarkan dalam bulan Maret mendatang. Pertarungan demi pertarungan di tiga negara, Muangthai, Bangladesh, dan India, akan sangat membutuhkan biaya.
"Di bulan ini pengeluaran bulanan kami tidak lebih dari Rp 6 juta. Termasuk Rp 3,5 juta untuk uang saku 21 pemain. Sedangkan di Jakarta, kami harus mengeluarkan biaya per harinya Rp 750-800 ribu," kata Sinyo pada BOLA, Selasa lalu di Bogor.
Soal uang sebenarnya memang tak perlu dipikirkan oleh Sinyo karena tugas utamanya adalah mempersiapkan tim. Tetapi penghematan biaya patut dipikirkan oleh siapa pun. Apa lagi dalam masa resesi seperti sekarang.
Di samping itu, bos besar Yanita Utama, Pitoyo Haryanto yang disertakan dalam tim PPD sebagai asisten manajer, juga memberikan berbagai kemudahan. Terutama mengenai tempat pemukiman para pemain di mess Yanita, Jl. Ahmad Yani Bogor, benar-benar menghemat pengeluaran.
Fisik
Di bawah kesejukan udara kota hujan ini Sinyo bersama asistennya Salmon Nasution kini harus bekerja keras untuk memulihkan fisik para pemainnya. Untuk itu acara latihan pagi dan sore dititikberatkan pada pengembalian fisik.
"Mereka terlalu lama istirahat, jadi fisik mereka banyak yang sudah jauh dari ketika mereka di Jakarta bulan lalu," tukas Sinyo yang pernah berguru ke Inggris dan Brasil itu.
Lari dengan kombinasi lambat dan cepat dengan jarak tempuh setiap bagian 300 meter, harus diselesaikan oleh setiap pemain sebanyak 3.000 meter. Tampaknya bagian ini yang paling memberatkan para pemain. Acara lainnya ada yang agak ringan, tetapi bisa menambah keletihan.
Sebagian besar pemain tampak merasakan dampaknya hingga latihan sore ini pun memaksa Sinyo dan Salmon tak henti-hentinya meneriaki ke-21 pemain untuk tetap berkonsentrasi. Bahkan sesekali Sinyo terpaksa memaki mereka.
"Pengembalian kondisi fisik memang amat berat. Tapi ini mutlak harus mereka capai, kalau tidak kita akan bicara sesuatu yang kosong," tutur Salmon.
Melihat suasana yang nyaman dan kondisi bagus lapangan di kompleks Lanuma Atang Sanjaya, Semplak, rasanya para pemain tidak akan mengalami kesulitan berarti untuk pengembalian kondisi mereka.
Uji Coba
Diundurnya jadwal Turnamen Piala Raja di Bangkok, membawa pengaruh bagi persiapan tim PPD, terutama untuk kepentingan uji coba. Namun Sinyo sudah membuat jadwal uji coba pengganti yang seluruhnya akan dimainkan di tanah air.
Pertama tanggal 19 Januari, dengan menghadapi tim Pra PON DKI. Kemudian 23 dan 26 Januari melawan Warna Agung, serta Galasiswa Ragunan. Seluruhnya dimainkan di Stadion Utama Senayan mulai pukul 16.00.
Setelah itu di Yogyakarta melawan SBR dan tim setempat lainnya 2-3 Februari. Terakhir mereka akan uji coba di Lampung menghadapi tim Pra PON setempat dan kesebelasan lainnya, 9-10 Februari.
Menurut Sinyo, jumlah dan lawan-lawan yang akan mereka hadapi selama uji coba tersebut masih kurang. Tetapi mengingat hal yang serba tidak mungkin, jadwal uji coba tersebut dianggap bisa membantu. "Tidak terlalu buruk," katanya.
Selain ke Piala Raja, sebenarnya PPD juga akan main di Malaysia. Tetapi hal tersebut kata Sinyo sangat tidak mungkin. "Mereka saat ini sedang kompetisi. Kalau datang ke Malaysia hanya akan mendapat lawan yang tidak bagus, kan percuma. Sedangkan kenegara lainnya tidak mungkin. Pertama sasaran berikutnya adalah Hong Kong dan Korsel. Keduanya sedang musim dingin."
Menyerang
Menghadapi Muangthai di awal pertarungan, 15 Maret di Senayan, Sinyo mengaku sudah mempersiapkan timnya dengan pola menyerang. Untuk itu Sinyo menurunkan pola 4-3-3, dengan kekuatan yang bertumpu di lini tengah dan belakang yang akan menyapu ke depan.
Dalam latihan, Sinyo menitikberatkan serangan dari sayap dan pada lini kedua atau ketiga. Untuk itu, ia menempatkan dua sayap murni di kiri dan kanan seperti Wahyu Tanoto dan Dede Sulaiman sedangkan dua bek yang akan menjadi pendobraknya adalah Tonggo Tambunan dan M. John.
"Saya sudah sreg dengan mereka. Tinggal pematangan saja," katanya lagi.
Pola tersebut menurut Sinyo adalah pola yang paling cocok untuk menghadapi Muangthai "Saya sudah melihat sebagian besar pemain lawan ketika mereka tampil dengan Bangkok Banknya," lanjut Sinyo.
Tetapi dengan mengandalkan permainan sayap dari lini kedua, sebenarnya Sinyo masih harus memikirkan sayap pengganti. Tetapi dari ke-21 pemain, tidak terdapat lagi sayap murni. Namun Sinyo tidak cemas karena ia sedang mempersiapkan pemain asal Padang, Lasdi Arman, untuk posisi tersebut. Lasdi memang cukup lumayan.
Hermansyah
Sementara itu kiper dari PSSI Garuda, Hermansyah, tampaknya akan menjadi kiper kedua setelah Haryanto. Masuknya kiper asal Sukabumi tersebut, sekaligus menghapuskan kekhawatiran PPD untuk kiper pengganti. Hermansyah sendiri dalam latihan harus menunjukkan kemampuan terbaiknya jika tidak ingin tersingkir oleh kiper yang lebih dulu bertengger di situ, Donny Latuperissa.
Ke-21 pemain PPD: Haryanto, Hermansyah, Donny Latuperissa (kiper); Aun Harhara, Tonggo Tambunan, M John, Ristomoyo, Syafrudin Fabanyo, Warta Kusuma, Dudung Abdullah, Herry Kiswanto (belakang); Elly Idris, Yusuf Bachtiar, Ferel Hattu, Zulkarnaen Lubis, Rully Nere (tengah); Agusman Riyadi, Bambang Nurdiansyah, Dede Sulaiman, Wahyu Tanoto, dan Lasdi Arman (depan).
(Penulis: Mahfudin Nigara, Tabloid BOLA edisi no. 47, Jumat 18 Januari 1985)