Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sepak bola Inggris, Premier League, sekarang ini memang menjadi kompetisi paling bergengsi di dunia. Bahkan, tidak jarang banyak pemain bermimpi untuk merumput di kompetisi negara Ratu Elizabeth itu. Bagaimana kisah Ramadhan para pemain muslim di Premier League?
Sudah bukan rahasia umum lagi jika pemain muslim yang merumput di Premier League sudah mengalami perkembangan yang signifikan. Bahkan, Newcastle United memiliki tujuh pemain muslim.
Jika saat Ramadhan tiba, saat-saat itu menjadi dilematis tersendiri untuk pemain yang akan melakukan ibadah puasa. Tuntutan agar tetap bugar dan jadwal pertandingan terkadang menjadi halangan untuk berpuasa.
Namun, bagi Abou Diaby, puasa bukan menjadi halangan dalam bersepak bola. Klubnya, Arsenal, awalnya lebih menginginkan dirinya untuk tidak berpuasa, tetapi lambat laun mereka berusaha memahaminya.
"Klub memahami bahwa Ramdhan merupakan momentum spesial bagi saya. Jadi saya tetap melaksanakan puasa baik saat latihan maupun pertandingan. Mereka mencoba memahami," jelas Diaby.
Senada dengan Diaby, pemain Chelsea, Demba Ba juga tidak menjadikan puasa sebagai halangannya untuk berlatih. Namun, Nicolas Anelka memilih untuk tidak berpuasa ketika pertandingan. Pemain asal Prancis itu memilih untuk mengganti puasanya saat Ramadhan selesai nantinya.
Hal serupa dilakukan Marouane Chamakh, ujung tombak Arsenal.
"Saya tidak punya masalah saat puasa Ramadan. Tetapi sehari sebelum dan saat pertandingan digelar, saya tidak berpuasa," paparnya.
Begitu pun dengan Nathan Ellington, pemain Ipswich yang menjadi muslim delapan tahun silam.
"Kalau saat latihan sih, saya tetap puasa. Soal makanan dan minuman, bisa dipenuhi saat sahur,” ujarnya
Anelka, Chamakh dan Ellington tidak perlu berkompromi tahun ini, karena Ramadan bakal berakhir 10 hari sebelum Liga Inggris dibuka.