Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

PT LI Kucurkan Dana Dalam Dua Bulan Mendatang

By Kukuh Wahyudi - Jumat, 23 Agustus 2013 | 19:06 WIB
Persia, masih harus menunggu. (Kukuh Wahyudi/Bolanews)

PT Liga Indonesia berencana memberikan subsidi lanjutan kepada klub dalam dua bulan mendatang. Saat ini sebenarnya sudah ada beberapa tim yang sangat membutuhkan kucuran dana tersebut.

Persija dan PSPS misalnya yang menanti-nantikan dana segar tersebut. Dua tim tersebut sedang mengalami kendala finansial yang berdampak pada kondisi di lapangan.

Pemain Persija bahkan sampai melakukan aksi mogok untuk menuntut dibayarnya gaji mereka selama empat sampai enam bulan. Begitu juga PSPS, parahnya kondisi keuangan klub berefek pada mundurnya sejumlah pemain.

CEO PT LI, Joko Driyono, mengatakan dana tersebut merupakan hak klub yang sudah disiapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tahun lalu. Dana tersebut mencapai Rp3 miliar.

"Termin pertama sudah kami berikan sebesar Rp500 juta kepada klub. Saya kira semuanya harus setel dalam dua bulan ini untuk pembayaran sisanya. yang pasti pembayaran itu akan beres sebelum RUPS pada November atau Desember mendatang," kata Joko Driyono.

Waktu tersebut sebeneranya sudah menjadi agenda dari PT LI. "Pada RUPS tahun lalu sudah disiapkan untuk cashflow dan pembayaran selanjutnya. Jadwal tersebut yang harus kita penuhi," tutur Jokdri, sapaan akrab Joko.

Dana tersebut merupakan hak klub yang menjadi peserta LSI. Limpahan dana dari sponshor liga didistribusikan beberapa persennya ke kas klub.

"Kami menjual event yang di dalamnya ada klub-klub yang menjadi peserta kepada sponsor. Jadi dana yang didapat akan dibagi kepada klub juga," ujar Jokdri.

Menurut Pria yang menjabat Sekjen PSSI itu menilai banyak klub yang menjadikan dana tersebut sebagai dana utama untuk operasional klub. Ia menganggap kebijakan itu tak ideal. Seharusnya dana tersebut hanya dijadikan stimulus untuk klub.

"Saat ini yang menjadi masalah adalah ada klub yang sekedar menjadikan dana tersebut sebagai vitamin dan ada yang menjadikan dana tersebut sebagai makanan pokok," tutur Jokdri.

Kondisi seperti itu terjadi karena klub masih banyak yang belum mampu mencari dana sendiri dari sponshor. Alhasil, mereka mengandalkan suntikan dana dari operator liga.