Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
teki pertandingan Persiba Bantul melawan Persebaya Surabaya di kompetisi Liga Prima Indonesia (LPI) berakhir sudah. Persiba yang menjadi tuan rumah tidak bisa menggelar pertandingan dan kemungkinan besar dinyatakan kalah WO.
Keputusan tak bisa menggelar laga kandang diambil setelah manajemen melakukan pertemuan dengan kelompok suporter. Melalui berbagai pertimbangan, Persiba akhirnya mengambil keputusan pahit.
"Kami sesungguhnya tidak siap menghadapi Persebaya. Apakah kami dinyatakan kalah WO, kami serahkan kepada PT LPIS. Kami minta maaf kepada suporter Persiba. Kami sudah melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan laga. Namun, manajemen tak mendapat solusi,” kata Wikan Wirdo Kisworo, sekretaris tim.
Laga itu semula dijadwalkan pada Minggu (1/9). Ini merupakan laga tunda yang seharusnya digelar pada 27 Juni lalu. Namun, laga tidak mendapat izin karena hampir bersamaan dengan persidangan kasus Cebongan.
PT LPIS kemudian memutuskan laga digelar pada 1 September. Merasa belum siap dan masih banyak pemain yang libur, Persiba meminta laga ditunda. Akan tetapi, permintaan itu ditolak PT LPIS.
Menurut rencana, laga digelar secara tertutup di Stadion Sasana Krida, komplek AAU, Yogyakarta. Pasalnya, Persiba tak ingin Bonek, suporter Persebaya, datang ke Yogyakarta. Musim lalu, Persiba harus menanggung biaya kerusakan yang dilakukan oknum Bonek terhadap masyarakat sekitar Stadion Sultan Agung.
Pelatih M. Basri pun mengungkapkan sulit mempersiapkan tim menghadapi laga tersebut. Apalagi, para pemain baru datang pada Senin atau sehari setelah pertandingan.
“Memang ada sejumlah pemain di Bantul dan sekitarnya. Tapi mereka belum melakukan persiapan. Kami pun tak bisa tampil maksimal bila dipaksakan. Kalau diizinkan ya lebih baik ditunda,” tutur Basri.
Ini menambah daftar laga yang batal digelar di LPI. Ironisnya, Komisi Disiplin PSSI baru saja menjatuhkan sanksi kepada klub LPI yang melakukan WO.