Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
satunya emas dari olah raga permainan pada Popnas 2013, 12-20 September.
Jalan terjal harus dilalui tim bola basket putra DKI pada pergelaran Pekan Olah Raga Pelajar Nasional (Popnas) ke-12. Di laga final, Kurniawan Indraprasto dkk. harus berjuang ekstra keras sebelum mengalahkan Jawa Tengah 84-77, Jumat (20/9) lewat perpanjangan waktu.
Dari kajian tim statistik DKI, Jawa Tengah adalah tim paling berbahaya saat dilakukan head to head di semua aspek defense maupun offense. Penguasaan bola dan field goal Jateng juga tidak berbeda jauh dengan DKI.
Meskipun dikalahkan 40-75 di fase penyisihan grup, Jawa Tengah adalah satu-satunya tim dengan poin per possession paling stabil sepanjang turnamen. Kontribusi poin dari inside game maupun outside sangat berimbang.
Sebaliknya, DKI adalah tim yang menghasilkan 75% lebih poin dari inside game. Bukan karena memiliki big man kuat, namun karena kecepatan yang dimiliki Mario Ritonggi dkk.. Sistem full court press DKI membuat lawan melakukan rataan turnover lebih dari 20 per gim lewat steal maupun trap.
Jawa Tengah membaca dengan baik semua itu. Menghadapi juara bertahan Jatim di semifinal, Jateng melatih senjata melawan DKI dan sukses menjungkalkan Jatim 84-49. Penjagaan zone defense Banten yang merepotkan DKI di semifinal lainnya, disempurnakan para pemain Jateng. DKI hanya menang 76-51 saat dijaga zone oleh Banten.
Buah Kerja Keras
Pelatih DKI, Abrizalt Hasiholan, terpaksa memainkan skill individu dan kecepatan untuk membongkar zone Jateng yang solid. "Mereka harus secepatnya membawa bola sebelum zone jadi," kata Abrizalt, saat santap siang di restoran Skye di lantai 56 Gedung BCA, Jakarta, Sabtu (21/9).
Strategi itu berhasil memberikan medali emas semata wayang dari cabang permainan. Sepak bola, bola voli, maupun sepak takraw gagal memberikan emas.
"Mereka pantas mendapatkan emas. Sembilan bulan para pemain dan ofisial berkorban untuk ini," kata Abrizalt.