Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
League 1, Ventforet Kofu, pada 4-9 Oktober, Andik Vermansah dituntut hidup mandiri. Ia tinggal di asrama bersama pemain-pemain muda Ventforet Kofu.
Hal itu dilakukan manajemen klub Ventforet Kofu bukan tanpa alasan. Mereka ingin pemain andalan timnas Indonesia U-23 tersebut mandiri dan cepat membaur dengan pemain-pemain lainnya di klub.
"Di asrama ini para pemain muda Ventforet Kofu tinggal. Mereka terbiasa hidup mandiri mengurus dirinya sendiri sebelum akhirnya berkiprah di tim utama. Kami berharap Andik Vermansah bisa cepat membaur dengan para pemain lainnya. Ia harus siap hidup mandiri apalagi saat klub mengotraknya nanti. Budaya tinggal di asrama sudah turun menurun di klub. Tidak hanya berlaku pada pemain lokal akan tetapi juga asing," ujar Hideaki Shoji, Technical Develpoment Manager Ventforet Kofu.
Andik Vermansah disediakan kamar pribadi khusus. Hanya ia tidak bisa mengandalkan orang lain untuk mengurus keperluannya sendiri seperti mencuci pakaian serta menyiapkan perlengkapan latihan. Sudah menjadi tradisi di Ventforet Kofu pemain dibiasakan mandiri sejak usia dini. "Pemain profesional harus memiliki mental yang tangguh," kata Shoji.
Sebelum menuju kamar pribadinya Andik Vermansah diajak tur keliling asrama. Termasuk menemui koki yang menyediakan makanan buat para pemain. Secara khusus manajemen Ventforet Kofu menayakan kebiasaan makan penyerang sayap Persebaya 1927 itu. Secara khusus Andik Vermansah meminta adanya pemberitahuan mana makanan yang halal dan haram.
"Saya tak meminta koki klub mengubah menu makanan seluruh tim hanya karena kehadiran saya. Saya hanya meminta mendapat pemberitahuan kalau ada makanan tertentu yang bertentangan dengan ajaran muslim. Hal itu sudah cukup buat saya. Makanan apapun yang disediakan saya siap," katanya.