Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
4 di tangan Indonesia pada laga pertama Grup G kualifikasi Piala Asia U-19 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (8/10). Laos bisa saja kalah dengan margin gol yang lebih besar jika tak menggunakan trik licik.
Sempat menyulitkan Indonesia di babak pertama, Laos mulai kedodoran setelah kehilangan dua pemain yang mendapat kartu merah. Sadar sudah kalah segalanya, pelatih Laos, Chandalaphone Liepvisay, mengaplikasikan strategi khusus agar timnya tak menelan kekalahan yang lebih telak.
Kiper Bounpaseuth Niphavong, yang mengalami cedera akibat benturan dengan rekan sendiri di babak pertama, menjelma menjadi "aktor lapangan hijau" di babak kedua. Ia sering terlihat mengulur-ulur waktu dengan tergeletak di lapangan dan memaksa wasit menghentikan permainan agar dirinya mendapat perawatan.
"Kiper kami memang cedera. Tapi kami memang memintanya memperlambat pertandingan. Itulah taktik kami agar tak kalah lebih banyak," kata Liepvisay.
Meski demikian, segelintir penonton yang hadir di stadion sedikit terhibur ketika Niphavong mengerang kesakitan. Bukan karena senang melihat lawan menderita, melainkan karena kemunculan fisioterapis wanita tim Laos.
Setiap kali sang fisioterapis masuk lapangan, para penonton seketika langsung bersorak. Tensi tinggi penonton yang geram melihat ulah pemain lawan mencoba mengulur-ulur waktu seolah bisa diredam berkat kehadiran si fisioterapis.