Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
off LPI 2013. Sekjen PSSI, Joko Driyono, mengungkapkan PSSI masih melakukan finalisasi jadwal dan merampungkan negosiasi dengan stasiun televisi terkait hak siar sebelum memutuskan waktu pelaksanaan tersebut.
Namun, melihat kondisi terkini, anggota Komite Eksekutif (Komeks) PSSI, Erwin Dwi Budiawan, menyebutkan bahwa PSSI memiliki kecenderungan menjatuhkan pilihan pada 16 Oktober sebagai waktu sepak mula daripada 13 Oktober.
“Kemungkinan play-off dimulai pada 16 Oktober karena ada hari raya Idul Adha pada tanggal 15. Selain itu, PSSI baru selesai menggelar Kualifikasi Piala AFC U-19 2014 dan Kualifikasi Piala Asia 2015,” ujar Erwin, yang juga ditunjuk sebagai ketua panpel pusat.
Klub peserta yang sudah menanti kepastian mempunyai respons atas dua opsi itu. PSLS, Persiraja, Persijap, dan Persiba Bantul setuju apabila sepak mula digelar pada 16 Oktober.
“Kami ingin benar-benar siap sebelum terjun di babak play-off sehingga waktu satu pekan bisa untuk persiapan,” ujar Nasrul Koto, pelatih PSLS.
Koto menambahkan timnya belum dalam kondisi stamina terbaik setelah dihajar empat partai maraton di putaran kedua LPI lalu. “Semua tim harus mempersiapkan dengan baik sebelum tampil di play-off, mulai dari pemulihan fisik hingga teknis-taktik harus matang. Jadi paling pas babak play-off digelar sehabis Lebaran Haji,” kata Koto.
Manajer Persiba, Briyanto Anwar Syarief, dan pelatih Persiraja, Maman Suryaman, menjelaskan pihaknya lebih berharap PSSI segera memutuskan sepak mula.
“Begitu menerima keputusan itu kami bisa mengatur program latihan. Jika sepak mula digelar pada 16 Oktober, kami masih memiliki waktu untuk uji coba dan sebagainya,” ujar Maman.
Briyanto sepakat dengan hal itu. “Semoga Senin ini kami sudah bisa mendapatkan keputusan. Dengan begitu tim bisa melakukan persiapan sebaik-baiknya karena ini penentuan untuk menjalani tahap verifikasi ke LSI,” kata Briyanto yang menyebut sepak mula idealnya sesuai libur Lebaran Haji.
Di sisi lain, Briyanto juga menginginkan PSSI mewujudkan wacana adanya partai final atau perang bintang yang mempertemukan tim pemenang dari hasil bentrokan juara Grup K dan juara Grup L dengan Semen Padang.