Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
peristiwa unik terjadi saat Andik berinteraksi dengan punggawa klub kontestan J-League 1 tersebut.
Kendala komunikasi membuat Andik sering menjadi bahan candaan rekan-rekan setimnya. Pemain belia asal Persebaya 1927 itu beberapa kali salah memahami instruksi pelatih Hiroshi Jofuko.
Misalnya sang pelatih menginginkan Andik hanya melakukan sekali sentuhan bola saat diumpan rekan setim, Andik memaknainya berbeda dengan melakukan dua kali sentuhan.
“Saya seperti kena hukum karma. Saat di klub, saya suka mencandai pemain-pemain pendatang baru yang ikut latihan perdana di tim. Sekarang giliran saya yang mengalaminya. Para pemain Ventforet Kofu beberapa kali menertawai saya karena melakukan kesalahan dalam sesi latihan.
Namun, mereka tetap memperlakukan saya dengan baik dengan memberi semangat lewat bahasa isyarat yang membuat suasana latihan menjadi cair,” ucap pemain asli Jember, Jawa Timur itu.
Jufoku bisa memahami kendala yang dialami Andik. “Andik pemain baru dan belum pernah bermain atau tinggal di Jepang. Wajar jika ia kerepotan untuk mengerti apa yang saya inginkan dari dirinya. Namun, secara garis besar ia bisa menyesuaikan diri dan mampu mengikuti ritme rekan-rekannya,” kata Jufoku.
Kawan Akrab
Situasi unik terjadi saat sesi latihan selesai. Saat pemain lain diminta untuk menuju kamar ruang ganti Andik diminta tetap tinggal di lapangan. Andik sempat bingung dengan permintaan itu.
Usut punya usut ternyata ia diajak bermain gim ‘kucing-kucingan’ oleh tim pelatih Ventforet Kofu. Dalam sesi gim santai, Andik terlihat dominan. Ia beberapa kali mengerjai pelatih kepala dengan atraksi umpan-umpan tipuan yang menyulitkan.
“Saya dua kali membuat pelatih kepala menjadi pihak yang kalah. Kalau dipikir-pikir, saya kecil-kecil kurang ajar mengerjai pelatih kepala, tapi ia tidak marah, justru terus mengajak tertawa. Agaknya ia ingin saya rileks, tidak tegang saat menjalani tes di klub,” kata Andik.