Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
19 dari Garuda Muda pada 12 Oktober di Senayan tampaknya bukan menjadi berita menghebohkan di Negeri Ginseng. Setidaknya sebagai bukti tidak semua media di Korea Selatan (Korsel) memberitakan kekalahan 2-3 Taeguk Warriors dari Evan Dimas dkk. dalam Kualifikasi Piala Asia U-19 2014. Sementara itu di Indonesia, hampir semua koran menjadikan kemenangan Garuda Muda sebagai headline.
Versi bahasa Inggris dari kantor berita Korsel, Yonhap, bahkan sampai Minggu siang, 13 Oktober, tidak memberitakan kekalahan tim nasiobal U-19 negara mereka. Yonhap lebih memberitakan kekalahan pantas timnas senior Korsel dari Brasil dengan skor 0-2 dalam laga uji coba di hari yang sama dengan pertandingan di Senayan.
Berkaitan dengan Indonesia, Yonhap memberitakan soal kunjungan Presiden Park Geun-hye ke Jakarta plus tercapainya kesepakatan kerja sama di bidang ekonomi antara kedua negara.
Satu media lokal yang memberitakan kekalahan timnas Korsel U-19 adalah situs resmi persatuan sepak bola Korea (KFA), tetapi itu pun hanya yang berbahasa Korea. Sementara itu, berita terkini sampai 13 Oktober siang dari situs KFA versi bahasa Inggris adalah soal menjelang pertandingan uji coba melawan Brasil.
Situs KFA versi bahasa Korea menyebutkan bahwa kekalahan 2-3 dari Garuda Muda adalah hasil yang merugikan bagi Korsel. Namun, dalam salah satu pernyataannya situs tersebut menyebutkan bahwa Korsel tetap akan maju ke putaran final Piala Asia U-19 di Myanmar pada Oktober 2014 dengan status sebagai salah satu dari enam runner-up terbaik.
Situs KFA juga menyebutkan soal pertandingan yang terhenti selama 30 menit lantaran lapangan tergenang air akibat hujan deras. KFA.KR kemudian menulis bahwa gol Myung-won pada menit ke-89 sudah terlambat untuk menghindarkan Korsel dari kekalahan.
Menarik untuk dicermati kenapa kekalahan timnas U-19 Korsel dari Indonesia tidak menjadi berita besar di sana. Maklum, reputasi tim junior Korsel jauh lebih baik dari Garuda Muda. Korsel pernah 12 kali juara di level U-19, sementara Indonesia hanya sekali, yakni juara bersama Burma pada 1961. Korsel U-2O, tim yang sebelumnya menjadi juara Asia U-19, juga mencapai perempat final di Piala Dunia U-20 pada tahun ini di Turki.
Mungkin sebagai negara yang sepak bolanya sudah tergolong matang, Korsel paham bahwa di tingkat junior kemenangan atau kekalahan bukanlah hal utama karena yang lebih penting adalah kompetisi di tingkat junior adalah sarana untuk mematangkan para pemain masa depan.