Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mario Wuysang dilahirkan di Sidoarjo, sebelum hengkang ke Amerika Serikat bersama sang ibu dan kakaknya. Setelah melanglang buana ke Amerika Serikat hampir 20 tahun, terakhir ia bermain bersama sahabatnya yang juga tentara Filipina, Jay Jay Robles, di suburban Chicago.
"Mario ini adalah aset Indonesia. Ia memiliki permainan yang luar biasa. Ia sangat membantu bagi perkembangan bola basket masa depan Indonesia," ungkap Robles, yang mengontak BOLA pertama kali lewat jalur komunikasi global di web Asia Basket.
Singkat kata, Mario akhirnya pulang ke Indonesia lewat kerja keras Irawan Haryono, manajer sekaligus pemilik Dell Aspac Jakarta. Mario pun bergabung pertama kali dengan Dell Aspac. "Salah seorang pebasket terbaik Indonesia yang 'tersesat' di Amerika Serikat sudah kembali," ungkap Agus Mauro, saat masih bergabung dengan Aspac, dini hari di tahun 2000.
Saat pertama kali kontak dengan Roe, panggilan akrab Mario, ia mengaku dilahirkan di Sidoarjo. "Saya ingin pulang ke Indonesia, bermain di kompetisi Indonesia, masuk Tim Nasional, dan saya suatu saat akan bermain di daerah yang melahirkan saya," ungkap Mario, saat menjawab telepon BOLA dari Chicago.
Roe mempertegas keinginan itu saat pertama kali bertemu BOLA di Gedung Basket Senayan, tahun 2000. "Apakah daerahnya sepanas Jakarta ya?" ungkap Roe ramah, sembari mengusap keringat deras yang mengucur di mukanya, saat itu.
Setelah 13 tahun menunggu, Mario akhirnya merealisasikan janjinya. Ia sepakat menjalin kontrak dengan CLS Knight Surabaya di musim Speedy NBL Indonesia 2013-14. Beberapa hari sebelum berita itu dirilis NBL Indonesia, Minggu (13/10), BOLA sudah mendapatkan bocoran namun Roe menolak halus mengonfirmasi.
"Maaf, saya tidak berwenang untuk mengonfirmasi atau tidak trade itu. Namun sesuatu yang besar akan terjadi dalam hidup saya," kata Mario, Kamis pekan lalu.
Menurut web resmi NBL Indonesia, konfirmasi justru diperoleh dari manajemen Indonesia Warriors dan Indonesia Sports Venture. "CLS mengajukan penawaran ke Mario dan dia setuju. Ini persoalan profesional saja. Kami tidak bisa menghalangi pemain yang ingin pindah. Tawaran CLS memang lebih baik. Tapi, lebih baik itu kan tidak hanya soal nominal," kata Vice Managing Director Indonesia Sport Venture, Rudolf Tulus.
Bergabungnya Mario, membuat CLS sangat kuat di posisi guard. Ada Andrie Ekayana dan Dimaz Muharri yang membuat variasi kreasi serangan CLS beragam.
Mario Wuysang memang nyaris sempurna di sisi skill. Namun, ia tetap memiliki kekurangan layaknya manusia. Sebagai pebasket yang dibesarkan di Amerika Serikat, ia sering bermasalah dengan udara panas di Indonesia. Maka, Roe sering tampil hebat di ruangan berpendingin udara, daripada di gedung-gedung bola basket kebanyakan di Tanah Air.
Selamat pulang kampung Roe. Surabaya itu hanya seperlemparan batu dari Sidoarjo, daerah tempatmu lahir.