Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pahit Tanpa Penonton, tapi Harus Dilalui

By Eko Widodo - Selasa, 15 Oktober 2013 | 13:18 WIB
Riuh dan petasan saat menghadapi Arab Saudi, tak akan terjadi lawan Cina. (Rizal Syahisa/BOLA)

Timnas senior, yang belum mengoleksi sebiji poin pun di dua laga Kualifikasi Piala Asia 2015, sebenarnya amat berharap mendapat dukungan dari suporter saat melakoni laga melawan Cina pada Selasa (15/10).

Namun, hukuman yang dijatuhkan AFC imbas insiden pembakaran kembang api dan cerawat pada ajang Piala AFC U-22 2012 di Riau membuat tim asuhan Jacksen F. Tiago bertanding tanpa dukungan penonton.

Tim Merah-Putih berulang kali merasakan efek positif dukungan berlimpah di Stadion Utama Gelora Bung Karno dari suporter Tanah Air yang dikenal fanatik. Skor-skor kejutan bisa didapat Tim Garuda saat menghadapi tim elite.

"Pada intinya, kami sangat berharap tampil bersama suporter agar para pemain ke- 12 itu tetap bisa membakar semangat anak-anak di dalam lapangan. Namun, sekarang kami dipastikan bertanding tanpa didampingi mereka. Situasi tidak mengenakkan ini tetap harus disikapi secara positif,” ujar Jacksen F. Tiago, pelatih timnas senior.

JFT berharap para pemain tetap memiliki motivasi tinggi. Ada atau tanpa suporter mereka diharuskan mengerahkan kemampuan terbaik di lapangan.

Pintu Ditutup

Walau terasa pahit, PSSI berasa legowo dengan kenyataan pertandingan tak bisa disaksikan penonton umum.  “Jelas sangat merugikan PSSI dan sepak bola Indonesia, karena timnas tidak akan mendapat dukungan dari suporter. Semua ini kita jadikan pembelajaran bersama. Ke depan, PSSI berharap bisa lebih bijaksana mematuhi aturan yang ada agar kejadian seperti ini tidak lagi terulang,” kata Joko Driyono, Sekjen PSSI.

Walau pertandingan digelar tanpa menghadirkan massa suporter, PSSI tetap menerapkan standar keamanan ketat. Sebanyak 2.000 personel polisi disebar di seantero SUGBK.

“PSSI tidak bisa mengurangi standar pengamanan laga sesuai instruksi AFC,” kata Direktur Pemasaran dan Marketing PSSI, Edy Prasetyo, yang menangani tiket pertandingan timnas.

PSSI hanya akan membuka akses pintu masuk di area VVIP Barat dan tribun media. Pintu-pintu lain di kawasan SUGBK ditutup rapat untuk menghindari menyelinapnya suporter gelap ke area tribun stadion.

“Instruksi dari AFC jelas, pertandingan ini harus steril dari penonton umum. Mereka memberi ancaman akan menambah sanksi jika ternyata ada penonton gelap di SUGBK.” tutur Edy.

Namun, hukuman yang dijatuhkan AFC imbas insiden pembakaran kembang api dan cerawat pada ajang Piala AFC U-22 2012 di Riau membuat tim asuhan Jacksen F. Tiago bertanding tanpa dukungan penonton.
Tim Merah-Putih berulang kali merasakan efek positif dukungan berlimpah di Stadion Utama Gelora Bung Karno dari suporter Tanah Air yang dikenal fanatik. Skor-skor kejutan bisa didapat Tim Garuda saat menghadapi tim elite.
"Pada intinya, kami sangat berharap tampil bersama suporter agar para pemain ke- 12 itu tetap bisa membakar semangat anak-anak di dalam lapangan. Namun, sekarang kami dipastikan bertanding tanpa didampingi mereka. Situasi tidak mengenakkan ini tetap harus disikapi secara positif,” ujar Jacksen F. Tiago, pelatih timnas senior.
JFT berharap para pemain tetap memiliki motivasi tinggi. Ada atau tanpa suporter mereka diharuskan mengerahkan kemampuan terbaik di lapangan.
Pintu Ditutup
Walau terasa pahit, PSSI berasa legowo dengan kenyataan pertandingan tak bisa disaksikan penonton umum.  “Jelas sangat merugikan PSSI dan sepak bola Indonesia, karena timnas tidak akan mendapat dukungan dari suporter. Semua ini kita jadikan pembelajaran bersama. Ke depan, PSSI berharap bisa lebih bijaksana mematuhi aturan yang ada agar kejadian seperti ini tidak lagi terulang,” kata Joko Driyono, Sekjen PSSI.
Walau pertandingan digelar tanpa menghadirkan massa suporter, PSSI tetap menerapkan standar keamanan ketat. Sebanyak 2.000 personel polisi disebar di seantero SUGBK.
“PSSI tidak bisa mengurangi standar pengamanan laga sesuai instruksi AFC,” kata Direktur Pemasaran dan Marketing PSSI, Edy Prasetyo, yang menangani tiket pertandingan timnas. 
PSSI hanya akan membuka akses pintu masuk di area VVIP Barat dan tribun media. Pintu-pintu lain di kawasan SUGBK ditutup rapat untuk menghindari menyelinapnya suporter gelap ke area tribun stadion.
“Instruksi dari AFC jelas, pertandingan ini harus steril dari penonton umum. Mereka memberi ancaman akan menambah sanksi jika ternyata ada penonton gelap di SUGBK.” tutur Edy.