Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Wenger: Terlalu Prematur Boikot Piala Dunia 2018

By Zulfirdaus Harahap - Jumat, 25 Oktober 2013 | 21:48 WIB
Yaya Toure menjadi korban rasis oleh fan CSKA (Epsilon/Getty Images)

Kasus rasisme kembali mencoreng citra fair play dalam dunia sepak bola. Kali ini menimpa kapten Manchester City, Yaya Toure. Bahkan, pemain asal Pantai Gading itu ingin memboikot Piala Dunia 2018 yang rencananya akan digelar di Rusia.

Kecewa, marah, dan geram mungkin tepat untuk menggambarkan suasana hati Yaya Toure yang menjadi korban rasisme oleh fan CSKA di ajang Liga Champion, Kamis (24/10). Toure juga sempat mengancam akan mencari dukungan untuk memboikot Piala Dunia 2018 yang digelar di Rusia.

"Jika kami tidak percaya diri untuk pergi ke Piala Dunia di Rusia, maka kami tidak akan datang," tegas Toure.

Akan tetapi, rencana boikot itu menimbulkan reaksi beragam. Manajer Arsenal, Arsene Wenger, mengatakan bahwa terlalu dini untuk memboikot gelaran Piala Dunia itu.

"Terlalu dini untuk mengatakan tentang boikot. Karena belum terbukti apa yang terjadi," kata Wenger seperti dikutip BBC.

Manajer Manchester City, Manuel Pellegrini, berharap agar Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) cepat bertindak terhadap kejadian memalukan ini.

"UEFA memiliki hal-hal yang tepat untuk mengatasi masalah ini dan mereka harus menyelesaikan dan mengusut tuntas kasus ini. Saya berharap kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi," jelas Pellegrini.