Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
ups.
Fakta Liga Spanyol memang cukup “mengerikan” berkaitan dengan kisah dominasi Barcelona-Madrid. Realitas telah berbicara bahwa kedua tim ini terus bergantian menempati posisi nomor satu dan nomor dua.
Setelah Valencia mampu meraih trofi juara pada musim 2003/04, sampai kini belum ada lagi yang mampu mengusik dominasi Barcelona dan Madrid. Lalu, sejak Villarreal nyelonong ke posisi dua pada musim 2007/08, juga belum ada lagi tim di luar Barca atau Madrid yang bisa melakukannya.
Artinya, selama lima musim terakhir pintu telah tertutup rapat buat klub selain Barcelona-Madrid. Sulit rasanya untuk berharap pada musim 2013/14 akan tercipta kejutan besar. Pada sisi lain, kondisi ini juga kian menguatkan desas-desus bahwa Liga Spanyol bukan kompetisi yang kompetitif.
Dominasi Barcelona-Madrid yang seperti tanpa akhir kerap membuat Liga Primera Spanyol disebut kompetisi yang membosankan. Kasta antara Barca-Madrid dengan klub lain terlalu senggang, tidak seperti Premier League Inggris yang terkesan rapat antara satu klub dengan klub lain.
Bandingkan saja peristiwa yang terjadi pada laga perdana musim 2013/14 antara Premier League Inggris dengan La Liga Spanyol. Ketika klub setenar Arsenal bisa dikalahkan Aston Villa, maka Liga Spanyol membuka laga perdana dengan pertunjukkan Barcelona menggilas Levante 7-0. (LIHAT FOTO-FOTO)
Namun, apapun alasannya, La Liga Spanyol tetap menggiurkan jutaan mata di muka bumi ini meski hanya dengan berkutat pada siapa di antara Barcelona dan Madrid yang terkuat. Karena itu, perubahan yang terjadi pada kedua tim biasanya langsung disorot dan dijadikan acuan dalam meraba siapa yang bakal menjadi juara.
Pada musim ini, tak ada lagi pelatih Tito Villanova di kubu Barcelona. Pelatih yang dibesarkan Pep Guardiola ini mundur digantikan Gerardo “Tata” Martino. Sementara di tubuh tim masuk pemain bintang asal Brasil Neymar Jr.
Perubahan pada kursi komandan juga terjadi di kubu Madrid. Jose Mourinho lengser dan digantikan Carlo Ancelotti, sedangkan pada materi pemain diriuhkan oleh drama transfer Gareth Bale dari Tottenham Hotspur dengan ongkos yang spektakuler.
Namun, perubahan yang terjadi di Madrid tampaknya lebih disukai publik, sehingga El Real pun disebut-sebut berada di atas angin untuk menjadi juara.
Sumber: diolah dari BOLA Vaganza edisi Oktober
Pengolah: Eko Widodo
Penulis Asli: Dedi Rinaldi