Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Rontok sudah hegemoni bola basket Cina di Asia. Tim putra dan putri Cina gagal total di Kejuaraan Asia. Di putra, wang Zhizhi dkk. hanya menempati peringkat 5 di Manila, sementara di putri, Cina hanya merebut medali perunggu.
Pada Kejuaraan FIBA Asia Putri ke-25 di Bangkok, Thailand, impian Cina dikandaskan Korsel di babak semifinal. Korsel mengulung Cina 71-66. Di fase Level 1, Cina menjadi runner up setelah 3 kali menang 2 kali kalah.
Semifinal lainnya mempertemukan Jepang (5-0) melawan Taiwan (3-2). Jepang pun menang dengan 74-56. Di final, Jepang unggul telak 65-43 atas Korsel, Minggu (3/11) sementara Cina merebut perunggu usai menang 61-53 atas Taiwan.
Keberhasilan Jepang menjadi juara adalah buah penantian panjang 43 tahun. Meskipun ada di bawah bayang-bayang Cina dan Korsel, bola basket Jepang terus menempa diri dan memperbaiki sistem.
Inilah final pertama Jepang dalam puluhan terakhir. Final terakhir mereka terjadi pada tahun 1973 di Kuala Lumpur dan merebut emas. Saat mereka meraih emas di Bangkok ini, tak ada satupun pebasket Jepang itu sudah lahir.
"Kami tak pernah memenangi gelar ini dalam 40 tahun terakhir," kata pelatih Jepang, Tomohide Utsumi. "Ini sebuah kejutan yang menggembirakan untuk para fan bola basket Jepang," imbuh Utsumi.
"Tekad kami adalah menang dan merebut emas," kata Utsumi lagi.
Dua andalan Jepang Ramu Tokashiki dan Yuka Mamiya memang tampil meyakinkan. Tokashiki meraih 20 angka 14 rebound, sementara Mamiya 19 angka 9 rebound.