Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sejarah Penentuan Gelar di Seri Pamungkas (2)

By Arief Kurniawan - Kamis, 7 November 2013 | 13:37 WIB
Kenny Roberts, pebalap Amerika pertama yang jadi juara dunia. (Getty Images)

Sejak Kejuaraan Dunia Balap Motor muncul pada 1949, ada 16 musim di mana gelar juara ditentukan pada seri terakhir, termasuk tahun ini di Valencia hari Minggu (10/11), antara Marc Marquez (Honda) dan Jorge Lorenzo (Yamaha).

Sudah pasti, ke-15 musim sebelum 2013 itu punya cerita masing-masing. Setelah kisah 1-5, berikut kisah 6-10 seperti dikutip dari situs motogp.com:

(6) 1975 – Giacomo Agostini sekali lagi terlibat dalam perebutan gelar juara melawan pebalap Britania; kali ini rivalnya adalah Phil Read, yang mengambil peran pebalap utama MV Agusta dan menjadi juara dunia pada dua tahun sebelumnya. Read memenangi balapan terakhir di Brno, tapi Agostini - yang mengendarai Yamaha - finis di urutan dua dan tertinggal lebih dari satu menit di belakang Read, meraih gelar juara dunia dan menjadi pebalap pertama di dunia yang meraih gelar dengan motor dua dan empat tak.

(7) 1978 – Kenny Roberts (Yamaha) hanya unggul delapan angka atas Barry Sheene (Suzuki) memasuki seri terakhir di Sirkuit Nuerburging sepanjang 22 km. Roberts finis di urutan tiga, persis di depan Sheene, dan menjadi pebalap Amerika pertama yang merebut gelar juara dunia di kelas utama balap motor.

(8) 1979 – Kenny Roberts sekali lagi menghadapi balapan pamungkas bertarung melawan pebalap Suzuki, kali ini adalah pebalap muda Italia Virginio Ferrari, di Sirkuit Le Mans, Prancis. Setelah memimpin lomba sejak awal, Ferrari mengalami kecelakaan yang membuat gelar tetap ada di tangan Roberts selama dua tahun.

(9) 1980 – Untuk kali ketiga secara beruntun pebalap Suzuki menantang Kenny Roberts dalam perburuan gelar juara dunia, hanya kali ini adalah sesama pebalap Amerika, Randy Mamola, dan tempatnya masih sama di Nuerburgring, Jerman, di mana ini kali terakhir sirkuit tersebut dipakai di GP Motor. Walau Mamola memimpin balapan di awal, Roberts selalu jadi favorit juara dunia - karena dia cukup finis di urutan delapan. Perlawanan Mamola lenyap di tengah lomba karena dia mengalami kerusakan mekanik.

(10) 1981 – Dua musim beruntun Mamola terlibat dalam perebutan gelar juara pada seri pamungkas - kali ini digelar di Sirkuit Anderstorp di Swedia. Marco Lucchinelli adalah pebalap yang memimpin klasemen dan hanya butuh finis di urutan lima untuk meraih gelar seandainya Mamola menang lomba. Balapan diwarnai cuaca berubah, gerimis datang. Mamola memimpin di awal lomba sebelum terjatuh dan gagal mendapatkan angka, di mana Lucchinelli malah hanya finis di urutan sembilan tapi sudah cukup untuk menggenggam gelar juara dunia.