Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
1987) dan Diego Armando Maradona (1984/1991) berakhir, tensi rivalitas antara Juventus dan Napoli sedikit berkurang. Persaingan antara I Bianconeri dan I Partenopei akhirnya menemui titik nadir ketika Azzurri dinyatakan bangkrut pada 2004 dan harus bermain di Serie C1.
Perseteruan Juventus dan Napoli membara lagi pada 2006/07 ketika keduanya bermain di Serie B. Semenjak saat itu hingga kini gengsi pertarungan kedua tim kembali memanas seperti ketika era Michel Platini dan Diego Armando Maradona.
Jelang pertemuan Juventus dan Napoli di Juventus Stadium pada pekan ke-12 Serie A, Minggu (10/11), Gianluigi Buffon coba menapaktilasi sejarah kedua tim.
"Gengsi laga Juve-Napoli sedikit berkurang setelah era Platini dan Maradona. Namun, sejak 2006/07 ketika kami di Serie B, prestise partai Juve-Napoli kembali meninggi," ujar Buffon.
"Bahkan dalam beberapa tahun belakangan ini kami mampu bersaing di papan atas dan hal itu bisa terjadi berkat perencanaan yang matang dari kedua tim," tutur Buffon.
"Bagi Juventus, tradisi klub dan keluarga Agnelli adalah penting, sementara Aurelio De Laurentiis layak mendapatkan penghargaan atas keberhasilannya membangkitkan Napoli," ungkap Buffon Corriere dello Sport.
De Laurentiis membangun ulang Napoli pada 2004 ketika klub tersebut dinyatakan pailit oleh bank dan harus memulai kompetisi dari Serie C1. Kala itu nama Napoli pun berubah menjadi Napoli FC.
Baru pada 2006/07 setelah promosi ke Serie B, De Laurentiis mengembalikan nama Napoli menjadi SSC Napoli.