Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Berkaca dari prestasi atlet pelatnas bulu tangkis sepanjang tahun ini membuat PBSI mulai berrencana untuk mengurangi kuota anggota pelatnas. Pengurangan jumlah atlet itu juga melihat kebutuhun tim Indonesia untuk menghadapi beberapa turnamen besar kedepan.
Supaya pelatnas berjalan lebih maksimal dan efisien, PBSI hanya akan memanggil pemain yang benar-benar dibutuhkan Indonesia untuk tampil di sejumlah turnamen penting. Turnamen tersebut baik dalam kategori perorangan maupun beregu.
Jika mengacu pada proyeksi tim untuk Piala Thomas dan Piala Uber, maka nomor tunggal putra akan memerlukan tiga pemain ditambah dua pemain cadangan. Sementara di ganda putra perlu empat pasangan (delapan pemain), maka sektor putra membutuhkan sebanyak 13 pemain.
Perhitungan yang sama juga berlaku untuk tim putri. Kemudian untuk sektor ganda campuran, jumlah ideal pasangan utama adalah tiga pasangan. Maka 32 posisi telah terisi untuk proyeksi tim Piala Thomas dan Piala Uber ditambah tiga pasangan ganda campuran. Sekitar 18 posisi pun tersisa untuk pemain-pemain di kategori potensial.
“Jumlah ini dilihat lagi dari kebutuhan, belum tentu jumlahnya 18 pemain, bisa saja 20 pemain. Atau belum tentu kami bisa dapat 18 pemain. Kami harus benar-benar jeli, banyak pemain muda yang bagus, yang menang terus di sirnas, tetapi begitu ikut level international challenge, kalah di babak pertama,” ucap Rexy Mainaky, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI di Pelatnas Cipayung, Jakarta, Kamis (14/11).
Rexy menambahkan, bahwa para pemain-pemain potensial dan junior ini merupakan warisan kepengurusan sekarang untuk kepengurusan selanjutnya. Merekalah yang akan menjadi andalan Indonesia di Olimpiade 2020.
"PBSI mesti benar-benar jeli dan teliti melihat dan memilih potensi yang ada. Tak hanya sekedar pemain yang punya teknik dan fisik yang baik, namun ada beberapa pertimbangan lainnya seperti mental, komitmen dan perilaku atlet," tandas Rexy.